Lihat ke Halaman Asli

Anis dahniar utami

mother of two,banker,writer

Menyikapi Perubahan Covid dari Pandemi Menjadi Sindemi

Diperbarui: 16 Maret 2022   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menyikapi Perubahan COVID Dari Pandemi menjadi Sindemi

Anis Dahniar Utami,SE,Msi

Dua tahun belakangan ini SARS corona melanda seluruh dunia. Aturan - aturan baru yang belum familier mulai berlaku di tengah aktivitas masyarakat. Menggunakan masker, menjaga jarak aman , menjaga kebersihan, Work From Home dan masih banyak lagi. Aktivitas dan ekonomi masyarakat dibatasi. 

Pertumbuhan ekonomi melambat, angka kematian masyarakat akibat virus COVID pun meningkat. Di era Pandemi tersebut mental masyarakat bahkan diuji. Pola pikir masyarakat diadu.

Pembatasan -- pembatasan tersebut membuat masyarakat berpikir keras bagaimana tetap bertahan di era pandemi . Baru - baru ini muncul istilah pandemi berubah menjadi sindemi. Kata sindemi bukan merupakan istilah baru. Sindemi diciptakan oleh antropolog medis asal Amerika Serikat, Meril singer di tahun 1990an. 

Sindemi menjelaskan sebuah situasi di mana dua penyakit bertemu dan berinteraksi sedemikian rupa sehingga menyebabkan kerusakan atau keburukan yang besar daripada dampak penyakit itu sendiri. Masyarakat mencari jalan keluar untuk tetap bertahan melawan pandemi dari sisi moril maupun materiil. 

Pemerintah berjuang keras agar aktivitas masyarakat kembali normal. Upaya - upaya pencapaian target vaksin COVID ditempuh supaya masyarakat bisa beraktivitas kembali dengan normal. Ada yang berlomba -- lomba mencapai target vaksin dengan memberikan ,ada pula yang memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat di tempat public apabila belum mendapatkan vaksin. Pendekatan sindemi oleh banyak ilmuwan lebih menjurus kepada pendekatan sosial masyarakat. 

Pendekatan sosial mengacu pada kondisi ketimpangan sosial  di mana covid cepat berkembang. Pemerintah berupaya mengurangi ketimpangan sosial dengan beberapa pelonggaran aturan sehingga sedikit demi sedikit masyarakat dapat beraktivitas lebih nyaman.

Pelonggaran -- pelonggaran aturan bahkan sudah dilakukan di berbagai negara demi mencapai sebuah kestabilan ekonomi. Arab saudi contohnya, sudah melakukan penghapusan physical distancing ( mengatur jarak aman) untuk jamaah yang sedang melakukan ibadah umroh, dengan syarat telah melakukan vaksin dosis dua ,dan tetap menggunakan masker. 

Mengutip dari Artikel Republik Merdeka yang dilaporkan oleh Reni Erina 13 September 2021, mengatakan Belanda juga telah mencapai target vaksin sebesar 62 persen sekitar 11 juta orang sehingga Belanda mantap untuk menghapus aturan Physical distancing.

Capaian vaksinasi di Indonesia menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin adalah lebih dari 280 juta dosis . Capaian tersebut membuat Indonesia berada pada posisi ke empat di dunia melampaui Brazil. Capaian tersebut merupakan sebuah awal untuk menjadikan membuat pelonggaran aturan -- aturan baik aturan perjalanan maupun aturan dalam kegiatan public. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline