Lihat ke Halaman Asli

Anis Ceha

Belajar dari setiap ceruk ukiran peristiwa

Semarak Hari Guru vs Perenungan sebagai Guru

Diperbarui: 27 November 2022   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semarak hari guru dan perenungan (ku). Saya senang mendapat ucapan-ucapan selamat hari guru dari murid murid juga dari teman guru. Tetapi saya jadi berpikir... Apa iya saya layak mendapat segala ucapan itu... Saya masih minus dengan segala apa yang saya lakukan sebagai guru. 

Di sisi lain, saya merasa telah berbuat lebih baik dan lebih baik lagi demi murid murid di ruang kelasnya juga demi teman- teman guru yang mungkin belum pernah terjamah beragam pelatihan karena domisili yang jauh serta beragam alasan tantangan lainnya. Hanya saja, apa iya saya telah berbuat dan bergerak lebih? 

Menilik maknanya, secara bahasa Indonesia, guru berarti seseorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan dalam bahasa sansekerta, secara etimologi berasal dari kata "gu" dan "ru". 

Suku kata "gu" memunyai makna darkness dan suku kata "ru" bermakna light (wikipedia encyclopedia). Sementara dalam bahasa Jawa, "gu" berarti digugu dan "ru" berarti ditiru atau dijadikan teladan dan inspirasi. 

Merespon makna kata guru dari bahasa sansekerta tersebut, bisa dimaknai secara umum, bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah dalam masa gelap atau kegelapan sebab belum memunyai pengetahuan atau ilmu apa apa. Seiring berjalan waktu, setiap manusia akan menuju masa terang, yakni masa berpengetahuan. 

Jadi teringat dengan istilah "guru belajar sepanjang hayat" atau "life long learner" ya...:) Hal ini benar adanya, saya sepakat bahwa tanpa belajar, kita akan tertinggal jauh peradaban juga perkembangan dari zaman ke zaman. 

Sebab tugas sebagai guru sangatlah berat, minimal berhubungan dengan nasib murid-murid dalam lingkungan didiknya. Sebagai profesi, tugas guru adalah mengajar, mendidik dan melatih. 

Sebagai guru, saya banyak belajar dari murid-murid saya, tentang bagaimana belajar sabar, mengolah perasaan, mengolah pikiran agar terbuka dengan segala isu yang beredar di usianya. 

Di dalam perjalanan sebagai guru, secara mutlak diakui bahwa ada kewenangan secara akademisi. Meskipun demikian, seharusnya hal ini harusnya tidak menutup hak dan kewajibannya (guru) untuk belajar, belajar dan belajar. Guru yang tidak mau belajar tidak akan siap mengajar. Bisa kita renungkan sendiri hal ini. 

Dalam kondisi apapun, seorang guru wajib memberikan proses belajar yang menyenangkan dan berdampak bagi diri si murid juga masa depannya nanti, bagaimana jadinya jika guru tak punya input pengetahuan dan tambahan pengalaman belajar sebelumnya. 

Murid, adalah sebaik-baik guru bagi kita yang notabene berprofesi sebagai guru. Dari murid dan teman guru lainnya, guru belajar segala hal. Selamat hari guru, semoga kita semua terus bergerak, serentak berinovasi, wujudkan merdeka belajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline