Anak memang seorang peniru yang handal. Mereka akan meniru hal-hal yang menarik perhatiannya dan rasa penasarannya. Matanya akan selalu mengamati, telinganya akan selalu menyimak, dan pikirannya akan selalu mencerna apapun yang dilakukan orang tuanya.
Anak akan meniru dari hal-hal sederhana, seperti meniru ekspresi wajah, tersenyum, menjulurkan lidah, bahkan ketika orang tuanya tertawa dan berbicara karena anak belajar dengan meniru.
Anak belajar dari apa yang ia dengar dan ia lihat, baik itu meniru gerakan, kata-kata, atau emosi hingga usia 18 bulan, perilaku meniru akan terus berlanjut saat usia anak bertambah. Dalam berbahasa harus diperhatikan baik dan buruknya ketika di depan anak dan ketika berbicara kepada anak.
Otak anak bagaikan spons yang begitu kuat menyerap segala hal yang diterimanya, otak mereka akan berkembang sangat pesat khususnya pada masa keemasan mereka atau golden age, yakni usia 0 hingga 6 tahun.
Ketika usianya 3 tahun, anak akan meniru perilaku dan bahasa orang tuanya. Jika orang tuanya adalah orang yang sering berbahasa kasar kepada orang lain, maka sangat mungkin terjadi anak akan tumbuh menjadi orang yang seperti itu juga. Saat ini anak mungkin tidak paham mengapa orang tuanya berkata dan berperilaku kasar kepada orang lain, tetapi anak tetap akan meniru orang tuanya.
Sebaliknya, jika orang tuanya adalah orang yang sering berkata sopan dan berperilaku baik kepada orang lain, maka anak pun akan menirunya dan ini dapat menjadi dasar bagaimana anak memperlakukan orang-orang di sekitarnya saat dewasa nanti.
Sering kali tidak sedikit orang tua yang tidak menyadari ketika menggunakan bahasa kasar kepada orang lain di depan anaknya dan tidak menyadari bahwa anak tersebut akan meniru sesuai dengan yang dilakukan dan dikatakan oleh orang tuanya.
Terdapat banyak kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar, khususnya di lingkungan perkampungan dan pedesaan terlihat pada beberapa waktu ada orang tua yang sedang mengobrol dengan teman sebayanya berbicara menggunakan bahasa kasar dan ketika kejadian tersebut berlangsung ada anak-anaknya yang sedang menyaksikan kejadian itu.
Bahkan tidak sedikit pula orang tua yang menasehati dan memarahi anak-anaknya dengan menggunakan bahasa kasar. Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa para orang tua tersebut melakukan tindakan seperti itu kepada anak-anaknya.
Faktor-faktor tersebut bisa timbul karena minimnya pendidikan orang tuanya, kebiasaan orang tuanya saat di luar yang terbawa ke dalam rumah, lingkungan sosial yang tidak memadai, dan faktor-faktor yang lainnya.
Terlihat juga beberapa sepasang pasangan muda yang memang belum memiliki kesiapan untuk menjadi orang tua. Hal ini mengakibatkan para orang tua tidak berpikir dampak jangka panjang dari cara pengasuhan yang diterapkan kepada anaknya. Menjalankan peran sebagai orang tua memang tidak mudah dan melelahkan, serta mengingat tanggung jawab terhadap anak yang begitu besar.