Lihat ke Halaman Asli

Representasi Pengetahuan

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pengetahuan adalah penyimpanan, pengintegrasian, dan pengorganisasian informasi dalam memori. Pencapaian pemahaman mengenai cara pengetahuan direpresentasikan dalam otak dan cara aktivitas otak menanifestasikan dirinya dalam pengalaman psikologis adalah salah satu sasaran utama neurosains kognitif.

David Boles menunjukkan pentingnya membuat keseimbangan antara “mengumpulkan” (lumping) dan “memisahkan” (spitting) jika kita benar-benar ingin mengembangkan sebuah ilmu mengenai hubungan otak-perilaku.

“Mengumpulkan” (lumping) terjadi saat peneliti atau pengamat mengasumsikan bahwa sebuah “tugas yang sedang dilaksanakan (oleh seseorang) melinatkan proses mental yang diyakini peneliti yang bersangkutan sedang terjadi”, atau,dengan kata lain, saat seorang peneliti meyakini bahwa tugas-tugas yang tampaknya serupa akan diproses menggunakan jenis pemrosesan kognitif yang sama, padahal sesungguhnya tugas-tugas tersebut diproses pada level pemrosesan yang sangat berbeda. “Memisahkan” (splitting), sebaliknya, terjadi ketika variasi-variasi dalam fungsi otak saat seseorang mengerjakan tugas-tugas yang serupa diasumsikan sebagai indikasi bahwa tugas-tugas tersebut adalah tugas-tugas yang sangat berbeda, sekalipun sesungguhnya tugas-tugas tersebut adalah tugas-tugas yang sama. Kecenderungan yang berlebihan untuk “mengumpulkan dan memisahkan” akan menghasilkan “kekusutan empirik” (empirical clutter) yang menyulitkan penemuan terhadap hasil yang sesungguhnya.

David Boles menyarankan bahwa “penggumpalan yang berlebihan” (overlumping) dapat dikurangi melalui penggunaan metodologi-metodologi statistik yang mampu mengidentifikasi proses-proses yang lazim dijumpai dalam beragam tugas kognitif; “pemisahan yang berlebihan (oversplitting) dapat dihindari dengan mengorelasikan aktivasi otak dengan kinerja tugas dan kemudian berfokus hanya pada area-area yang mengiindikasikan adanya hubungan (korelasi) yang kuat. Penggabungan perspektif lumping dan splitting pada akhirnya menjembatani generalisasi belebihan terhadap hasil (overgeneralization) dan hasrat yang kurang tepat untuk menyatakan aktivitas otak sebagai aktifitas yang langsung berhubungan dengan kinerja tugas. Dengan demikian, pemahaman kita mengenai fungsi-fungsi kognitif dan otak itu sendiri akan meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline