Awal Mula Sejarah Indonesia dan Jepang
Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung selama kurang lebih 3,5 tahun. Jepang mulai menjajah Indonesia setelah Belanda menyerah tanpa syarat di bulan Maret 1942. Jepang mengambil alih Indonesia dengan tujuan strategis untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara, terutama untuk mengamankan sumber daya alam seperti minyak. Pada awalnya, Jepang membangun hubungan dengan citra sebagai "saudara tua" yang membebaskan Indonesia dari kolonialisme Barat, namun kenyataannya malah sebaliknya. Pemerintahan Jepang menerapkan kebijakan yang keras juga eksploitatif, seperti kerja paksa dengan sistem romusha, pengekangan kebebasan pers, dan penekanan budaya lokal demi mendukung propaganda yang disebarkan oleh pihak Jepang.
Namun, masa penjajahan Jepang yang singkat (1942-1945) memberikan dampak yang signifikan terhadap pergerakan nasional Indonesia. Jepang memberikan pelatihan militer kepada pemuda-pemuda Indonesia melalui organisasi seperti PETA (Pembela Tanah Air) dan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang menjadi landasan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada bulan Agustus 1945 akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang kehilangan kendali atas Indonesia. Dengan kosongnya kekuasaan, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hubungan antara Indonesia dan Jepang perlahan membaik pada dekade berikutnya, terutama setelah kedua negara menandatangani Perjanjian Perdamaian Jepang-Indonesia pada tahun 1958, di mana Jepang memberikan kompensasi perang dalam bentuk bantuan ekonomi. Dalam perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk memulai babak baru dalam kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Kerja Sama Indonesia-Jepang Sebelum IJEPA
Pada tahun 1970-an, Jepang menjadi mitra dagang utama Indonesia dan menjadi salah satu investor terbesar. Jepang sangat bergantung dengan Indonesia untuk suplai sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam, dan kayu, sementara Indonesia mengimpor barang manufaktur, teknologi, dan kendaraan dari Jepang. Selain itu, Jepang juga menjadi kontributor utama dalam program pembangunan infrastruktur Indonesia melalui bantuan teknis dan dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA)
Salah satu tonggak penting adalah investasi Jepang pada sektor energi Indonesia, seperti proyek eksplorasi Gas Alam Cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) di Arun, Aceh, dan Bontang, Kalimantan Timur, yang menjadi penyokong utama ekspor energi Indonesia ke Jepang. Di sektor industri, banyak perusahaan Jepang seperti Toyota dan Mitsubishi, yang mendirikan pabrik di Indonesia, membantu perkembangan pada sektor manufaktur dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, hubungan antar kedua negara berkembang pesat di berbagai bidang, yang awalnya pada sektor ekonomi, sosial, budaya, sampai pada sektor keamanan. Dalam bidang ekonomi, Jepang telah menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia sekaligus investor terbesar, khususnya dalam sektor infrastruktur, energi, serta industri manufaktur. Kerja sama di bidang ekonomi tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua negara, tetapi juga menciptakan banyaknya lapangan kerja dan memperkuat daya saing global.
Kemitraan dalam sektor ekonomi antara Indonesia dengan Jepang menjadi salah satu contoh nyata dari kekuatan kolaborasi antarnegara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan. Namun, dinamika politik domestik pada tahun 2024, terutama dengan diselenggarakannya Pemilihan Umum yang akan memilih Presiden dan anggota badan legislatif, berpotensi membawa perubahan dalam strategi diplomatik dan arah kebijakan luar negeri Indonesia. Pemerintah Presiden Joko Widodo yang telah berjalan selama dua periode sejak 2014 hingga 2024 dikenal proaktif dalam mempererat hubungan bilateral, termasuk dengan Jepang, melalui beberapa inisiatif ekonomi seperti penandatanganan kerja sama strategis, promosi investasi Jepang di Indonesia, serta program pembangunan infrastruktur nasional yang melibatkan teknologi dan pendanaan dari Jepang.
Awal Mula Terbentuknya IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement)
Kerja sama IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement) bermula dari hubungan bilateral yang erat antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam konteks globalisasi dan perdagangan bebas yang semakin pesat, kedua negara menyadari pentingnya memperkuat hubungan ekonomi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masing-masing negara. Indonesia melihat Jepang sebagai sumber teknologi, investasi, dan pasar utama bagi produk-produk ekspor Indonesia. Sementara itu, Jepang membutuhkan pasokan sumber daya alam dari Indonesia untuk mendukung industri mereka yang berbasis teknologi tinggi. Kebutuhan ini menjadi latar belakang motivasi untuk menjalin ekonomi yang lebih terstruktur dan mendalam.