Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berasal dari kata philo dan shopia. Philo berarti cinta dan shopia berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat berarti cinta kebijaksanaan
Sedangkan dakwah, dalam bahasa
Al-Qur'an, dakwah terambil dari kata - - yang secara lughawi (etimologi) memiliki kesamaan makna dengan kata al nida yang berarti menyeru atau memanggil.
Filsafat dakwah adalah cabang ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang dasar-dasar, tujuan, metode, dan implikasi dari kegiatan menyampaikan ajaran Islam. Ini adalah sebuah upaya untuk memahami secara filosofis tentang "apa" dan "mengapa" dakwah itu dilakukan.
Terdapat beberapa konsep yang harus di pahami dalam dalam keilmuan dakwah;
1. Dakwah bil lisan: Dakwah yang dilakukan melalui ucapan atau perkataan.
2. Dakwah bil hal: Dakwah yang dilakukan melalui perbuatan atau tindakan.
3. Dakwah bil qalam: Dakwah yang dilakukan melalui tulisan atau karya tulis.
4. Mubaligh: Orang yang menyampaikan dakwah.
5. Mad'u: Orang yang menjadi sasaran dakwah.
Dalam keilmuan filsafat akan dijelaskan berbagai metode dalam berpikir, sejarah pemikiran, hakikat pemikiran dan manfaat pemikiran. Mengingat filsafat merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu, maka sudah seharusnya filsafat juga diajarkan kepada para calon da'i atau para da'i agar mereka dapat memaksimalkan akalnya dalam mengembangkan aktivitas dakwah.
Adapun hubungan filsafat dakwah dan keilmuan dakwah
1. Ontologi
2. Epistimologi
3. Aksiologi
Pendapat penulis :
dakwah dapat dipandang sebagai sebuah realitas, dakwah dapat dikaji dan dijelaskan melalui berbagai perspektif, seperti sosiologi, antropologi, sejarah, politik, dan tentu saja filsafat. Ketika dakwah didekati dari sudut filsafat dan kemudian disebut sebagai filsafat dakwah, maka akan segera muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus segera dijawab, karena ia mengkaji problem ontologis dengan sendirinya filsafat dakwah akan berurusan dengan pertanyaan apa yang diketahui yang hendak dikaji atau suatu pengkajian teori-teori untuk mengetahui yang terdalam tentang sesuatu atau apa kenyataan (realitas) dari sesuatu itu.
Konsep dakwah yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa dakwah bukan hanya dapat dilakukan dengan lisan saja seperti ceramah tetapi juga bisa melalui suri tauladan dan juga karya tulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H