Embarkasi merupakan tempat keberangkatan calon jamaah haji yang akan diberangkatkan ke Arab Saudi, serta menjadi lokasi pengaturan kegiatan pada waktu pemberangkatan yang berada di kota bandar udara tertentu. Melalui keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 167 tahun 2023 tentang embarkasi dan debarkasi haji, pemerintah telah menetapkan 13 lokasi titik embarkasi dan debarkasi haji di beberapa wilayah Indonesia, diantaranya: Bandara Internasional Iskandar Muda (Aceh), Bandara Internasional Kualanamu Internasional Airport Medan, Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Bandara Internasional Minangkabau Padang, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Internasional Adisumarmo Solo, Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, Bandara Internasional Lombok, Bandara Internasional Kertajati.
Dengan penduduk lebih dari 270 juta, kuota yang diberikan terbatas per tahun. Padahal tiap tahunnya pendaftar haji reguler terus bertambah, yang mengakibatkan antrian menumpuk dan semakin panjang. Oleh karena itu, rencana untuk mengoptimalkan keberangkatan di embarkasi Jakarta dimulai pada proses registrasi calon jamaah haji. Kementerian agama melakukan verifikasi data jamaah untuk mencari jamaah yang pernah menunaikan ibadah haji. Dengan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) No.63/2013 tentang jamaah yang sudah pernah berangkat akan ditunda keberangkatannya dan diganti dengan jamaah lanjut usia, sebab kriteria pendaftaran haji yang dipakai adalah yang belum berhaji. Kecuali bagi pembimbing ibadah dan yang memahromi yang sudah mendapatkan ketetapan dari Kakanwil provinsi setempat. Jika dalam proses verifikasi ditemukan calon jamaah haji yang sudah berhaji, serta yang membatalkan atau menunda keberangkatannya maka kuotanya akan diisi dengan nomor urut porsi berikutnya.
Embarkasi akan memberikan manasik haji tambahan kepada jamaah yang telah masuk, manasik tersebut bertujuan untuk memperkuat manasik-manasik yang telah diikuti jamaah sebelumnya. Pemberian manasik tambahan ini diberikan disela-sela jamaah haji beristirahat diasrama haji, yaitu setelah dibagikan gelang, paspor, visa, dan uang saku (living cost). Kenyamanan dan proses manasik yang diberikan diharapkan dapat mempermudah jamaah dalam melakukan ibadah haji dengan lancar tanpa hambatan.
Permasalahan yang biasa terjadi diembarkasi yaitu kurangnya efisiensi pelayanan petugas kepada jamaah haji. Salah satu permasalahan dalam pelayanan kesehatan yaitu sekitar 67% calon jamaah haji yang berangkat dari embarkasi Jakarta memiliki resiko tinggi pada kesehatannya. Masalah kesehatan yang paling umum adalah hipertensi, kolesterol tinggi, dan kencing manis. Hal ini disebabkan oleh usia jamaah haji yang rata-rata sudah lanjut usia. Oleh karena itu, pihak Embarkasi diharapkan untuk memberikan layanan kesehatan seperti periksaan akhir kepada jamaah agar dapat menjalani rangkaian kegiatan haji dengan optimal.
Dari beberapa jumlah embarkasi yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia pastinya diperlukan layanan guna menunjang kenyamanan serta efisiensi calon jamaah haji yang akan diberangkatkan ke Arab Saudi sehingga melibatkan sejumlah stakeholder seperti kementerian kesehatan, imigrasi, pemerintah daerah, maupun instansi terkait lainnya. Layanan fast track yang disediakan Embarkasi membuat jamaah tidak perlu menunggu lama ketika keberangkatan. Dari segi aspek pemberangkatan jamaah haji, pemerintah terus memperbaiki layanan dan bekerja sama agar pelayanan haji tetap optimal.
Pada tahun 2023 Indonesia mendapatkan kuota jamaah haji dari pemerintah Arab sebesar 221.000 jamaah, yaitu terdiri atas 203.320 jamaah haji reguler dan 17.680 jamaah haji khusus. Dalam hal tersebut, embarkasi Jakarta di bawah naungan Kementerian Agama membagi wilayah embarkasi sesuai yang tertera di atas. Dengan selalu meningkatkan inovasi agar calon jamaah haji mendapatkan layanan terbaik.
Peningkatan fasilitas dan infrastruktur di embarkasi Jakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun ini di KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) ada 5 lantai dengan 80 tempat tidur, ada fasilitas intensive care unit (ICU) dan perawatan psikiatri. Juga ada peningkatan dari sisi penanda yang menggunakan sistem informasi yang dulunya menggunakan gelang warna-warni sebagai penanda jamaah haji yang memiliki risiko tinggi. Sekarang menggunakan kartu disertai barcode. Alat pelindung diri (APD) juga telah disiapkan, seperti masker, sendal, water spray, salep untuk nyeri dan pegal.
Diera digital pemanfaatan teknologi tak luput guna mempercepat proses seperti penggunaan aplikasi atau sistem informasi untuk memudahkan jamah haji mendapatkan informasi dan panduan. Pemerintah juga menerapkan penggunaan AC pada tenda di Arafah, hal ini dimaksudkan agar lebih sejuk karenanya pemerintah akan menyediakan satu genset pada setiap maktab.
Pengoptimalan keberangkatan jamaah haji harus disertai dengan memberikan bimbingan manasik, yaitu memberikan pembekalan tentang proses haji untuk menjamin kegiatan haji yang dilakukan sesuai dengan persyaratan dan rukun haji. Latar belakang pendidikan jamaah yang beragam adalah alasan utama mengapa manasik haji harus dipelajari dengan cermat sebelum diajarkan kepada mereka.
Dari data 5 tahun terakhir jumlah jamaah haji Indonesia dinominasi usia di atas 50-59 tahun. Hal ini harus menjadi perhatian utama pada pihak embarkasi, oleh karena itu dibutuhkan urgensi optimalisasi embarkasi Jakarta terutama untuk meningkatkan layanan kesehatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu meningkatkan pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan, menyediakan dokter spesialis kegawatdaruratan medis, dan melaksanakan rujukan jamaah haji yang membutuhkan perawatan khusus.
Dengan demikian embarkasi harus terus meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji. Dengan memperhatikan segala kebutuhan yang mempengaruhi kesehatan jamaah agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik. Dibutuhkan juga koordinasi dengan pihak lainnya agar dapat mengoptimalisasi antrian jamaah haji per tahunnya dengan mendahulukan jamaah yang belum pernah haji sebelumnya.