Pengalaman saya ini di saat saya masih duduk dibangku SMA. Pada saat itu ada tugas kelompok dari guru saya. Dan mengharuskan saya dan kelompok untuk mengerjakan tugas tersebut. Sebelum mengerjakan tugas yang diberikan kami mendiskusikan di mana kami bisa mengerjakan tugas tersebut. Dan ternyata mereka menyarankan untuk pengerjaannya dilakukan di rumah saya dan saya menyetujui itu untuk tugas kelompok pada hari Sabtu pagi di rumah saya. pada hari Sabtu pagi mereka satu persatu datang ke rumah saya, sambil menunggu teman yang lain kita saling mengobrol. Setelah menunggu akhirnya mereka semua datang. Kami langsung mengerjakan tugas yang diberikan, setelah beberapa jam kemudian tugas yang kami kerjakan telah selesai. Setelah selesai mengerjakan dan hari sudah siang akhirnya kita berencana untuk membeli makanan yang di pesan secara online. Tidak lama makanannya datang, dan kita segara makanan Bersama disamping itu dengan obrolan yang seru. Setelah makan ternyata mereka ingin berpamitan pulang. Akhirnya kita membereskan sisa makanan tadi dan mereka bersiap -- siap untuk pulang.
Setelah mereka pulang aku segera mandi dan mengganti baju, kemudian saya menuju ke kamar untuk merebahkan badan dan sambil memainkan handphone melihat media sosial dll. Namun beberapa saat kemudian tiba -- tiba perut bagian bawah terasa sakit. Saya tidak ambil pusing langsung meminum obat maag, karena saya pikir perut saya sakit karena maag. Ternyata obat itu membuat sakit diperut saya hilang. Setelah itu karena kantuk di mata saya sudah datang jadi saya beranjak ke tempat tidur. Namun disaat tengah malem sakit pada perut saya tiba -- tiba datang lagi dan masih di tempat yang sama. Karena sudah tengah malam saya mencoba untuk menggabaikan rasa sakit perut saya hingga besok pagi. Besok paginya saya terbangun, sakit yang saya rasakan sudah hilang dan saya harap sakit itu tidak kambuh lagi.
Namun sayangnya tidak bertahan lama sakit pada perut ku ternyata kambuh lagi segera saya memberikan obat pereda nyeri. Seharian hanya itu yang saya rasakan sakit, hilang dan datang lagi. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah karena saya ingin memperiksakan penyakit saya ke klinik. Sampai di klinik dokter menyuruh saya untuk tes darah agar sakit yang saya alami bisa diketahui detailnya. Hasil tes darah itu keluar dan menampilkan bahwa saya normal dan tidak terjadi apa -- apa pada badan saya, dan dokter pun hanya memberikan saya obat anti nyeri. jika normal mengapa sakitnya tidak hilang. Oleh karena itu orang tua saya akhirnya membawa ke rumah sakit terdekat untuk di periksakan lebih lanjut.
Sampai di rumah sakit saya di berikan suntikan pereda nyeri dan disarankan untuk melakukan foto rontgen. Setelah hasilnya keluar terlihat benjolan diperut kanan bagian bawah saya bahwa saya dinyatakan terkena usus buntu, dan harus segera dilakukan operasi karena benjolan itu sudah membengkak dan jika dibiarkan akan membahayakan saya. saya merasa takut karena operasi adalah hal pertama bagi saya. tetapi ibu saya menyakinkan saya bahwa semua akan baik -- baik saja. Karena besok saya harus menjalankan operasi jadi hari itu saya harus di rawat inap sampai proses operasinya selesai. Keesokan harinya saya harus berpuasa untuk persiapan operasi saya. sekarang yang saya rasakan hanyalah kekhawatiran proses operasi yang saya jalani, apakah akan berhasil, apakah semua akan baik -- baik saja. Tapi sekali lagi ibu saya meyakin kan saya untuk yakin bahwa semuanya akan baik -- baik saja dan mengingatkan saya untuk berdoa agar semuanya lancar.
Waktu operasi pun tiba saya di bawa keruang operasi tapi sebelum itu perawat membantu untuk mengganti pakaian saya dengan pakaian yang harus dikenakan saat operasi. Setelah itu saya masuk keruangan operasi, rasa dingin yang berkali lipat dan melihat alat -- alat untuk proses operasi membuatkan rasa khawatiran saya Kembali lagi. Setelah itu datang seorang dokter yang bertugas memberikan obat bius yang di suntikan ke punggung saya. ternyata efek dari obat bius nya saya sampai badan hingga kaki, sehingga saya masih sadar. Kemudian tidak lama dokter berikut nya mengampiri saya dan ternyata beliau adalah dokter bedah yang akan melakukan operasi apa perut saya. beliau juga sempat mengobrol dengan saya mulai dari bertanya nama, umur, sampai keiinginan saya setelah lulus dari SMA nanti. Disamping obralan itu berlangsung dokter bedah melakukan proses operasi. tidak ada rasa sakit hanya saja perut saya terasa seperti ditarik.
Tak terasa operasi itu berlangsung selama satu jam setengah. dan sebelum saya keluar dari ruang operasi dokter bedah itu memperlihatkan potongan usus yang sudah meradang dan memerah. Setelah itu saya dikembalikan lagi di ruang rawat untuk istirahat. Keesokan harinya ada perawat yang datang untuk mengontrol perkembangkan saya dan mengatakan bahwa saya harus belajar untuk duduk dan berjalan pelan -- pelan. Sakit sekali tapi dengan bantuan ibu saya bisa duduk meskipun tidak lama. Lusanya saya diperbolehkan untuk pulang. Tidak lupa diberikan obat anti nyeri serta antibiotic Dan kontrol 3 hari lagi.
Saya harap dengan obat yang diberikan saya bisa sembuh dan bisa melakukan aktivitas Kembali seperti sebelumnya. Ini akan menjadi pengalaman pertama yang saya ingat, merasakan proses operasi, melihat seperti apa ruang operasi. karena kejadian ini juga saya bisa belajar untuk lebih mengatur pola makanan saya supaya tidak sembarangan dan menyebab kan datangnya penyakit lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H