Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi poros maritim dunia, mengingat posisi strategis sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia. Untuk mewujudkan cita-cita ini, ada lima pilar utama yang perlu diperhatikan yaitu keamanan maritim, pengembangan ekonomi maritim, infrastruktur maritim, Konservasi dan lingkungan laut serta Diplomasi maritim dan kerja sama regional. Dengan memperkuat lima pilar ini, Indonesia dapat memanfaatkan potensi luar biasa dari sumber daya maritim untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, keamanan nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu pilar utama dalam ekosistem maritim dan memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya adalah nelayan. Nelayan memiliki peran penting dalam membangun dan menjaga keberlanjutan sektor maritim suatu negara. Akan tetapi sepertinya sebagian dari kita mungkin setuju, apabila dikatakan bahwa, masyarakat pesisir, masih sulit untuk mengakses kehidupan sejahtera
Di Sulawesi Tenggara, Perubahan cuaca yang ekstrem dan pencemaran lingkungan laut dapat memiliki dampak signifikan terhadap hasil tangkapan nelayan. Ini adalah masalah serius yang dihadapi oleh banyak komunitas nelayan di Sulawesi Tenggara.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Nelayan perlu menerapkan praktek-praktek penangkapan yang lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan cuaca dan lingkungan cepat. Untuk menghadapi perubahan cuaca dan lingkungan yang cepat Andi Sumangerukka memberikan pelatihan dan pendidikan tentang pengelolaan sumber daya laut, adaptasi terhadap perubahan iklim dan teknik penangkapan yang berkelanjutan sehingga dapat membantu nelayan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Hal tersebut merupakan bentuk kepedulian Andi Sumangerukka kepada nelayan dan untuk mewujudkan Sultra yang sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H