Angin berembus ramah di beranda
Menyapu lapisan kulit anakku yang tak tertutup jaket dan helm setengah kepala
Kacamata hitamnya membuat pagi buta semakin gulita
Aku seorang ibu yang iba
Menatap kantuk menggelayut di kelopak mata
Duuuuh anakku perkasa...
Bukan ibu memaksamu terjaga
Dikala dzikir di mesjid-mesjid masih mengudara
Anakku perlahan membuka jendela
Terkadang menangis, terkadang ceria
Isi mimpinya tak bisa kuterka, tak bisa kuraba