Lihat ke Halaman Asli

Mari Ber-KEPO-ria untuk Indonesia Lebih Baik

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


“Pemimpin paripurna adalah pemimpin yang sudah selesai dengan urusan dirinya. Ia tak lagi berburu kekayaan, ketenaran, kebanggaan, kenikmatan, ataupun atribut protokolernya, karena yang dikejar hanya bagaimana rakyat bisa tersenyum bahagia.” (Wiranto)

Senin, 20 Januari 2014 lalu saya dalam perjalanan balik dari Wonogiri menuju Semarang. Seperti biasa, saya merogoh kocek untuk membeli koran untuk menemani perjalanan saat itu. Koran SOLOPOS yang akhirnya menarik saya untuk mengambilnya. Seperti koran-koran kebanyakan, di halaman pertama berisi headline-news yang biasa membuat kepala pening seketika. Permasalahan bangsa yang sepertinya tak akan tuntas bahkan malah ditambah oleh masalah-masalah lain yang sebenarnya timbul dari diri kita masing-masing. Hingga rasanya masalah-masalah itu menumpuk dan membuat banyak jiwa tidak bergerak untuk menuntaskannya. Tak sadarkah jika setiap jiwa sejatinya membawa masalah bagi lingkungannya? Ah sudahlah, mari lanjutkan.



Membuka halaman selanjutnya, juga masih berisi informasi yang berisi kabar terkini Solo dan sekitarnya. Perjalanan masih panjang untuk bisa menuntaskan ‘sarapan pagi’ ini. Setelah kenyang dengan beberapa menu yang disuguhi, saya sejenak tertegun melihat salah satu judul di kolom gagasan. “Mari Ber-KEPO-ria untuk Indonesia Lebih Baik” (lebih kurang begitu judulnya) ditulis oleh seorang pegawai SOLOPOS juga (lupa nama penulisnya karena koran ada di Semarang). Judul yang menarik pikir saya. Langsung saya KEPO juga untuk membacanya. Di dalam tulisannya, ia menuliskan tahun 2014 adalah tahun untuk ber-KEPO-ria untuk para calon rakyat yang akan rakyat pilih di 9 April nanti.



Ini Menurut Saya

KEPO yang merupakan akronim dari Knowing Every Particular Object merupakan kata yang akhir-akhir ini kerap kali menghiasi obrolan anak-anak muda bahkan orang tua.

“Rumah kamu dimana?”

“Wooo, kepo!”

Kata yang sering agak menyebalkan memang. KEPO yang berarti ingin tahu lebih tentang sesuatu. Ibarat membeli gadget pasti harus tahu kualitas dari gadget tersebut. Model gadget, layar LCD dan resolusi gambarnya, perangkat kerasnya, fitur-fitur standarnya, hingga Operating Systemnya. Tidak hanya merk yang menjadi pertimbangan, agar tidak membeli kucing dalam karung. Nah, sama halnya memilih para calon rakyat nanti. Sadarkah jika mereka yang kita pilih bukan hanya untuk mengisi bangku kosong yang melenakan setiap punggung yang tersandar disana? Sadarkah jika mereka yang kita pilih bukan hanya mereka yang akan melengkapi koleksi instagramnya dengan pengalaman-pengalaman menyenangkan? Sadarkah jika mereka yang kita pilih bukan hanya untuk menambah permasalahan yang ada pada negeri ini? Ya, mereka yang kita pilih nanti adalah wakil yang harapannya mampu menjadikan setiap diri  mereka wakil-wakil dari kita, rakyat yang sudah lama meraung-raung minta diselamatkan dari ganasanya air laut yang hampir menenggelamkan. Posisi mereka sangat strategis untuk membawa aspirasi dari rakyat yang sudah lama hanya menjadi santapan penghuni gang-gang kecil atau pinggiran sungai di tengah ibu kota. Mengadakan perubahan-perubahan kecil yang mampu menghasilkan perubahan besar nantinya. Atau mungkin, minimal tidak memperparah kondisi negeri ini dengan kesalahan besar yang dianggap sepele seperti yang sudah-sudah. Lebih baik lagi jika mampu menuntaskan segala permasalahan negeri ini.



Para calon rakyat yang saat ini gagah serta jelita menghiasi pohon-pohon pinggir jalan atau bahkan yang sudah hampir masuk menghiasi rumah-rumah penduduk dengan kalender tahun baru 2014, bukan hanya menjadi konsumsi mata yang sebenarnya tak lapar. Para calon rakyat itu butuh di kepoin, siapa namanya, tinggalnya dimana, pendidikan, pengalaman, hingga partai politik yang mengusungnya. Tidak hanya sekadar nama, titel, atau partai yang terpampang jelas. Jika sudah mengetahui lebih tentang para calon rakyat tersebut, pasti akan lebih mudah menentukan siapa saja yang berhak untuk berdiri gagah dan tegap, mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mewakili dan membela rakyat sesuai kondisinya. Siap kena terjang jenis apapun badai yang menghadang. Dan akan tetap konsisten tanpa terserang penyakit post power syndrom yang biasa diderita wakil rakyat.




“Memimpin itu seperti mencintai musim. Hingga ia tahu harus berpakaian seperti apa saat menghadapi musim dingin, panas, semi, bahkan gugur sekalipun.” (Anis Matta)




Masih banyak waktu menuju 9 April 2014. Masih banyak waktu untk ber-KEPO-ria pada para calon wakil rakyat. Terlebih sebagai mahasiswa yang katanya memiliki intelektual lebih di negerinya, yang katanya dekat dengan petinggi negeri, tak apatis dengan permasalahan negerinya. Ah sudahlah, siapapun kita saatnya ber-KEPO-ria menuju Indonesia lebih baik. Karena sesungguhnya, orang-orang KEPO adalah orang-orang yang memberikan perhatian lebih dan khusus pada objek yang diKEPOin. Kamu masih cinta INDONESIA? Yuk ber-KEPO-ria untuk Indonesia Lebih Baik.

Allahua’lam bisshowwab...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline