Pengertian berpikir kritis menurut Gunawan (2003:177-178) merupakan suatu kemampuan untuk berpikir dengan secara kompleks yang menggunakan proses diantaranya analisis serta evaluasi.
Berpikir kritis ini juga melibatkan keahlian berpikir induktif (mengenali permasalahan yang memiliki sifat terbuka, mengenali hubungan, mampu untuk menemukan sebab serta akibat, membuat kesimpulan dengan data yang relevan.
Kemudian, pengertian berpikir kritis menurut Chance (1986) adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah.
Dari kedua pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting dan merupakan kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap orang.
Kemampuan ini tentunya juga dibutuhkan dalam pembelajaran matematika karena ketika akan menyelesaikan soal matematika siswa memerlukan penalaran, ketelitian, dan tentunya berpikir kritis bisa membantu siswa dalam memproses informasi yang diperoleh dalam memecahkan masalah matematika.
Menurut (Basri et al., 2019) bahwa siswa dengan keterampilan berpikir kritis masih dalam kategori rendah pada indikator evaluasi, analisis, dan pengaturan diri.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh (Agoestanto et al., 2017) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematika dari siswa SMP berdasarkan gaya kognitif menunjukkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa SMP masih dalam kategori sedang.
Begitu pula dengan kegiatan observasi yang dilakukan di MA Nurul Huda Mangkang, Semarang. Subjek dalam observasi ini adalah peserta didik kelas X MIPA 1 yang berjumlah 21 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu peserta didik mengisi angket yang telah disediakan.
Pada lembar rubrik instrumen angket terdiri dari 7 indikator yang salah satu indikatornya mengenai kemampuan berpikir kritis, 28 pertanyaan yang didalamnya terdapat pertanyaan mengenai berpikir kritis yang berjumlah 4 pertanyaan dan terdiri dari 2 jenis yaitu pertanyaan positif dan negatif.
Dalam lembar kisi-kisi instrument angket dicantumkan indikator mengenai berpikir kritis karena ketika pembelajaran matematika kemampuan berpikir kritis memiliki peran yang sangat penting dalam menyelesaikan soal-soal.
Hasil dari kegiatan observasi itu, pada 4 pertanyaan jenis positif menunjukkan yang paling banyak dipilih oleh siswa kelas X MIPA 1 yaitu siswa sering ragu dalam menyelesaikan soal matematika yang susah dan siswa sering mengerjakan tugas matematika dengan mencari berbagai macam cara penyelesaian dan mengerjakan dengan cara paling mudah pernyataan itu dipilih oleh 9 orang siswa.