Lihat ke Halaman Asli

Anisa Nuraini

Digital Marketing and Creative Enthusiast | Communication Student at President University

Webinar Mahasiswa President University Ajak Masyarakat Peduli Ekosistem Laut

Diperbarui: 3 April 2022   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Webinar "Give Solutions, Not Pollution" bersama DPP KNTI dan Greenpeace, Jumat (01/04/2022). Foto: Tangkapan layar Zoom/AnisaNuraini

Cikarang, 01 April 2022 -- Sea Savers dari Mahasiswa Public Relations President University, berkolaborasi bersama KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) dan Greenpeace Indonesia yang merupakan organisasi kampanye lingkungan Internasional, menggelar program sosial bertemakan 'Give Solutions, Not Pollution'. Webinar ini merupakan salah satu program kampanye dari Sea Seavers yang diselenggarakan pada tanggal 01 April 2022. Sea Savers menghadirkan pembicara yang ahli di bidang kelautan untuk berbagi wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat, sekaligus mahasiswa yang antusias terhadap lingkungan khususnya ekosistem laut.

Sampah plastik memiliki dampak besar terhadap pencemaran lingkungan di laut dan juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam 1000 tahun atau bahkan lebih, sampah plastik tidak akan benar-benar terurai, melainkan menjadi sampah-sampah kecil yang disebut microplastic. Sampah kecil ini yang justru dapat mengganggu ekosistem laut, dan berdampak langsung pada kesehatan manusia dikarenakan partikel microplastic dapat ditemukan dalam tubuh biota laut, yang tentunya akan berbahaya jika dikonsumsi manusia.  Hal ini disampaikan oleh Chuldyah J. Harsindhi, selaku Staf Biro Advokasi dan Pendidikan dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).

"Ketika ekosistem laut terganggu, maka jumlah ikan berkurang dan berdampak pada nelayan. Lalu, sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik, akan menjadi microplastic yang masuk  dalam siklus rantai makanan yang berakhir pada kesehatan manusia," ujar Chuldyah di Webinar Sea Savers pada hari Jumat (1/4/22). 

Greenpeace Indonesia -- Dok. Webinar Sea Savers

Senada dengan Chuldyah, dalam ulasan Arifsyah selaku Oceans Campaign Lead Greenpeace menyampaikan pemanfaatan barang daur ulang dari botol sekali pakai, atau tas yang bisa dipakai dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi konsumsi plastik sekali pakai sehingga membantu pengurangan sampah plastik di laut. Greenpeace Indonesia juga turut mendorong beberapa industri, terutama Fast Moving Consumer Goods (FMCG), yang memproduksi makanan dan minuman ringan untuk mengubah penggunaan plastik agar tidak terbuang sia-sia ke lingkungan dan laut.  

"Selain mengubah perilaku, perlu juga mendorong tanggung jawab produsen dan pemerintah serta mendesak perubahan, sehingga adanya sistem yang berkelanjutan, dan ekonomi bisa tercapai secara adil dan juga baik untuk semua," ujar Arifsyah.

Melalui webinar ini, masyarakat dan mahasiswa diharapkan melanjutkan kontinuitas kampanye dari Sea Savers yang bergerak untuk aksi nyata dalam pembersihan pesisir pantai. Sea Savers berkomitmen agar dapat terus memanfaatkan sumber daya ekosistem laut secara berkelanjutan, dan terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah, demi terwujudnya ekosistem laut Indonesia yang bebas sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline