Lihat ke Halaman Asli

Anisa Mulya

Mahasiswa

Tradisi Malam Bainai di Minangkabau

Diperbarui: 23 Juni 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam bainai adalah tradisi orang Minangkabau, dimana tradisi ini memakaikan inai kepada pengantin wanita yang biasanya dilakukan sebelum acara pernikahan. 

Malam bainai ini menjadi malam terakhir bagi pengantin wanita sebagai seorang gadis lajang, maka orang Minang juga menyebutnya pesta lajang versi Minang. 

Pada acara malam bainai pengantin wanita atau disebut juga anak daro memakai baju tradisional dan memakai hiasan di kepala yang biasanya disebut suntiang.

Malam bainai juga menjadi ajang bagi keluarga kerabat untuk menyampaikan petuah kepada pengantin wanita, petuah ini disampaikan saat calon pengantin  di pakaikan inai oleh sanak kerabatnya.

Malam bainai tidak hanya sembarang memakaikan inai saja, tapi setiap kuku yang di beri inai mempunyai arti yang istimewa. Saat inai dipakaikan ke jari kelingking, anak daro di doakan supaya dapat menjalani hal-hal yang akan dihadapi bersama calon suaminya nanti. 

Inai yang dipakaikan di jari telunjuk bermakna harapan bagi anak daro untuk selalu berhati-hati dalam mengambil dan membuat keputusan, sedangkan inai di jari tengah merupakan harapan agar dia dapat membagi kasih sayangnya dengan adil. 

Inai di ibu jari melambangkan calon istri bisa menghormati calon suami nantinya dan inai di jari manis adalah doa agar calon pengantin mempunyai kehidupan rumah tangga yang harmonis dan cinta yang abadi. 

Jumlah kuku yang diberi inai hanya 9 jari saja karna masyarakat Minang menganggap bahwa 10 jari di anggap sempurna, sedangkan kesempurnaan itu hanya milik Yang Maha Esa. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline