ketika malam menenggelamkan lamunanku
raga ini tidak sedikitpun beranjak dari mimpi itu
terlarut aku dalam buaian nada yang merdu
terbawa cinta dari sorot matanya yang membelenggu
kulihat sosok pria manis dalam bingkai jendela
berdiri tegap dengan wajah penuh sendunya
menyapa diri ini dengan mengulurkan jemarinya
tersentak aku ketika dia menyebut namanya
aku tersadar lalu bangun sejenak
dan menyadari bahwa itu adalah mimpi semata
yang mengingatkanku untuk selalu merasa enyah