Dimasa yang serba digital saat ini, tidak sedikit pemuda yang krisis identitas, maka penting untuk dibahas mengenai peran intelektual profetik, demi menumpas krisis identitas di era digital seperti saat ini.
PK IMM FISIP UHAMKA mengadakan kegiatan Rencana Tindak Lanjut yang mana para Kader PK IMM FISIP UHAMKA yang menjadi panitia dalam rangkaian kegiatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) tersebut. Para kader tersebut membuat acara Webinar Nasional dengan tema "Peran Intelektual Profetik Menumpas Krisis Identitas di Era Digital" Yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2021 dengan pemateri webinar tersebut yakni A Gilang Kumari Putra S.Sos M.Ikom dan kak Zulfikar Ali Husein dengan moderator Tita Fitriana.
Krisis identitas bukan lagi hal yang baru dijumpai pada masa seperti saat ini, terlebih lagi saat ini sudah memasuki era digital, dimana semua orang dapat dengan mudah melakukan sesuatu, mudah dalam melakukan hal untuk kebaikan, mudah pula untuk melakukan hal hal keburukan. Kenapa mudah? Karena saat ini seseorang dapat dengan mudah mengakses internet, menelusuri apa yang ia ingin tau, menyebarkan pesan pesan dakwah, memperluas jangkauan berbisnis, dan mempermudah dalam komunikasi jarak jauh. Namun tidak hanya itu saja, kini orang lain dapat dengan mudah mencuri informasi, menyebarkan hoax, membuat penipuan online, dan hal buruk lainnya,
Dunia digital sudah menjadi makanan wajib yang harus diterima dan dilalui oleh semua orang, bahkan hampir semua orang menjadikan handphone sebagai teman dekat yang tak pernah lepas setiap harinya. Handphone menjadi alat komunikasi yang memenuhi kebutuhan manusia di era digital, dimana dengan handphone seseorang kini tak harus berjumpa untuk bercerita dan mengobrol dengan temannya. Hampir semua orang memiliki media sosial dalam handphonenya, media sosial ini menjadi jembatan dalam melihat dunia luar yang lebih luas, bahkan tak hanya melihat dunia luar saja, namun juga bisa menjadi media untuk menyimpan kenangan, mengekspos diri, membagikan cerita kesehariannya, cerita perjalanan hidupnya, membagikan berbagai hal yang membuat orang lain mengenal dan kagum dengan dirinya, dengan begitu media sosial juga dapat memperluas relasi.
Namun hal tersebut harus menjadi perhatian, karena tidak semua orang dapat menjadi bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak sedikit yang menggunakan media sosial dengan menjadikan setiap postingannya adalah topeng belaka agar disukai khalayak ramai, mengikuti tren, dan tak sedikit dari mereka yang kehilangan jati diri sesungguhnya.
Pada acara Webinar Nasional "Peran Intelektual Profetik Menumpas Krisis Identitas di Era Digital" pertama tama dibahas oleh Kak Zulfikar Ali Husen, mengenai "Profetik" mungkin bagi sebagian orang, masih belum tau apa yang dimaksud dengan Profetik, kak Zulfikar menjelaskan bahwa dari segi bahasa, profetik itu dapat dikatakan sifat yang menyerupai nabi. Dan dijelaskan pula bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam memiliki sifat transformatif dan mencerahkan. Dan jika dikaitkan dengan intelektual, maka intelektual profetik adalah intelektual yang akan membawa transformasi pada masyarakat.
Melihat dari pembahasan awal yang sangat menarik, bahwa intelektual profetik akan membawa perubahan baik pada masyarakat dengan tetap sesuai dengan ajaran Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam. Karena jika kita lihat kondisi anak muda jaman sekarang, tidak sedikit yang berubah mengikuti jaman namun meninggalkan ajaran Nabi atau syariat islam. Maka dari itu penting peran para pemuda yang memiliki intelektual profetik ini untuk senantiasa mengingatkan dan membawa perubahan yang baik.
Kak Zulfikar Ali Husein pula menjelaskan tentang Intelektual Sosial Profetik Kontowijoyo. Jika secara epistemologis, Ilmu Sosial Profetik (ISP) berpendirian bahwa sumber pengetahuan itu ada tiga, yaitu realitas empiris, rasio, dan wahyu. Dijelaskan pula bahwa ilmu sosial profetik ini tidak hanya berhenti pada usaha menjelaskan dan memahami realitas apa adanya, akan tetapi lebih dari itu, ilmu sosial profetik ini mentransformasikannya menuju cita cita yang diidamkan oleh masyarakat.
Selain membahas mengenai sumber pengetahuan Ilmu Sosial Profetik, kak Zulfikar Ali Husein juga menjelaskan bahwa ISP merumuskan tiga nilai penting sebagai pijakan yang sekaligus menjadi unsur unsur yang akan membentuk karakter paradigmatiknya. Unsur unsur tersebut yaitu : Humanisasi, Liberatif, dan transendensi.
HUMANISASI