Lihat ke Halaman Asli

Anisah Mubarrokah

Mahasiswi Insitut Tazkia

Pemerintahan Pada Masa Ali bin Abi Thalib dan Permulaan Konflik Umat Islam

Diperbarui: 1 November 2023   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ali bin Abi Thalib adalah salah satu tokoh paling penting dalam sejarah awal Islam. Ia adalah sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW melalui pernikahan dengan putri Nabi yaitu Fatimah dan beliau juga termasuk  khalifah keempat dalam Islam. Pemerintahan Ali sebagai khalifah terjadi setelah wafatnya Ustman bin Affan. Pemerintahan Ali diwarnai oleh berbagai peristiwa penting, termasuk konflik yang dikenal sebagai Perang Siffin.

Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Rasulullah yang pertama kali memeluk agama islam dan berjuang menegakkannya bersama Rasulullah SAW. Ali memiliki kedudukan yang istimewah, bahkan diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sahabat Umar bin Khatab pernah menyatakan bahwa "Ali bin Abi Thalib adalah orang yang pandai menghukum diantara kami semuanya", Ibnu Mas'ud juga berkata demikian. Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi pekerti islam, dia termasuk orang yang fasih dalam berbicara dan pengetahuannya tentang islam juga sangat luas sehingga tidak heran dia adalah salah satu periwayat yang terbanyak meriwayatkan hadis Rasulullah SAW. 

Artikel ini mengulas sejarah pemerintahan Ali bin Abi Thalib, yang akhirnya menghadapi pemberontakan dari sebagian masyarakat pada masa itu. Konflik ini berakar dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Ali, yang dianggap terlalu tegas karena menggantikan pejabat-pejabat yang sebelumnya ditunjuk oleh sahabat Utsman bin Affan. Hal ini terjadi sebelum Ali secara resmi diakui sebagai Khalifah oleh pendukungnya. Terutama, permintaan keadilan atas kematian Utsman yang diajukan oleh keluarganya, seperti Aisyah, Thalhah, dan Zubair, diambil oleh Muawiyah bin Abu Sufyan sebagai peluang untuk melawan Ali. 

Konflik ini menghasilkan serangkaian peristiwa penting, termasuk Perang Jamal, Perang Siffin, dan peristiwa Tahkim yang sangat terkenal. Peran diplomatis yang cerdik dari Amr turut mempengaruhi penurunan Ali sebagai Khalifah dan pengangkatan Muawiyah sebagai Khalifah yang sah. Selain itu, munculnya kelompok pemberontak Khawarij, yang ingin membunuh Ali, Muawiyah, dan Amr, semakin menambah kompleksitas konflik tersebut. Penting untuk dicatat bahwa hanya Ali yang tewas dibunuh oleh Khawarij, sedangkan Amr dan Muawiyah selamat. Kematian Ali kemudian membuka babak baru dalam sejarah dengan munculnya dinasti Umayyah.

Biografi Ali Bin Abi Thalib 

Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul MuThalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Khilab Al-Quraisyi. Dilahirkan di Makkah 10 tahun sebelum kerasulan Muhammad, dan ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Abdul Manaf. Yang menarik tentang Ali adalah ia orang yang pertama dari Bani Hasyim. Karena itulah terkumpul padanya sifatsifat mulia bani Hasyim, seperti kecerdasan, kemurahan, keberanian, dan kewibawaan.

Ali adalah saudara sepupu nabi dari pamannya Abi Thalib.  Kelahiran Ali bin Abi Thalib memberi kebahagiaan kepada Rasulullah karena beliau tidak memiliki anak laki-laki.  Keluarga Abi Thalib memberikan kesempatan kepada Rosulullah bersama istrinya Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. . Nabi mendidik dan memelihara Ali dengan penuh kasih sayang sebagaimana merawat anaknya sendiri. Hidup bersama Nabi seperi ini serta mendapat bimbingan darinya memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap tingkah laku dan kepribadian Ali, Apabila waktu itu Ali masih kanak-kanak. Karena ia merupakan orang yang pertama beriman kepada ajaran Nabi dari golongan anak-anak dan remaja. Ali beriman sehari setelah keRasulan Nabi, sewaktu ia berusia 9 tahun.

"Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi pekerti Islam. Lidahnya amat fasih berbicara, dan dalam hal ini ia terkenal ulung. Pengetahuannya dalam agama Islam amat luas. Dan mungkin karena rapatnya dengan Rasulullah, beliau termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan Hadis Nabi. Keberanian dan manshur dan hampir di seluruh peperangan yang di pimpin Rasulullah, Ali tetap ada di dalamnya, bergulat atau berperang tanding, dengan tak takut mati. Sering Ali dapat merebut kemenangan dengan kaum muslimin dengan mata pedangnya yang tajam".

Pembaiatan Ali bin Abi Tahlib Sebagai Khalifah.  

Setelah wafatnya Usman bi Affan, masyarakat Islam memproklamirkan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah ke empat di masjid Nabawi. Para kaum muslimin beranggapan bahwa kecuali Ali, tidak ada yang patut menduduki kursi setelah Usman. Pengangkatan Ali sebagai khalifah melibatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk orang-orang yang sebelumnya telah menentang dan terlibat dalam penurunan Utsman. Dengan dukungan dari penduduk Madinah dan pasukan dari Mesir, Basrah, dan Kufah, Ali akhirnya terpilih sebagai khalifah. Konon, pada awalnya, Ali menolak tawaran ini, tetapi karena tekanan dari masyarakat dan atas pertimbangan dewan keamanan negara serta demi kepentingan umat Islam, ia akhirnya menerima jabatan khalifah ini, meskipun dengan rasa terpaksa.

Mendengar permintaan rakyat Ali berkata " Ini bukanlah urusan kamu, ini adalah urusan-urusan orang yang bertempur di Badar. Mana Thalhah, mana Zubair, dan mana Sa'ad?". Karena menurut Ali merekalah yang berhak menentukan siapa yang berhak menjadi khalifah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline