Lihat ke Halaman Asli

Mentari di Bumi Berbeda

Diperbarui: 14 Februari 2019   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mataku memerah
memandangi foto mereka
Tetes demi tetes air mata mengalir begitu saja
Tak kuasa diriku menahannya
Semakin ditahan terasa sesak di dada

Kalian yang selalu kurindukan
Demi terwujudnya sebuah harapan
Ku rela untuk meninggalkan
Manisnya kehangatan perihal kebersamaan
Di sini ku paksa kuat untuk bertahan
Mengikhlaskan sebuah perpisahan

Berat jika harus  jauh darimu
Ingin ku memelukmu
Pedih rasanya  menahan rindu
Mungkin dengan memandangi lukisan tentangmu
Dapat menyembuhkan luka di hatiku

Aku ingat bagaimana masa kecilku selalu dalam matamu
Tak makan kau menyuapiku
Ketika menangis kau menghiburku

Hingga beranjak diriku dewasa
Pergi jauh meningalkan gubuk tercinta
Demi mewujudkan sebuah cita-cita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline