Leadership means leading change, yang berarti adalah seorang pemimpin bertugas untuk memastikan organisasi-nya berubah sesuai dengan kebutuhan untuk menanggapi ancaman, peluang, dan perubahan lingkungan. Menurut Richard L. Daft dalam bukunya yang berjudul The Leadership Experience menyatakan bahwa para pemimpin harus siap menghadapi perlawanan dan harus dapat menemukan cara yang memungkinkan untuk para pengikutnya dalam melihat nilai perubahan yang diperlukan agar organisasinya berhasil. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pemimpin sebagai agen perubahan, yang mana perubahan itu sendiri tidaklah mudah, maka membutuhkan pemimpin yang baik untuk dapat memfasilitasi perubahan yang diperlukan untuk membantu organisasi beradaptasi dengan ancaman eksternal dan juga dengan peluang baru.
Keberhasilan seorang change leader bukan berasal dari kekuasaan yang dimiliki, namun dari seberapa besar seorang pemimpin dapat mempengaruhi. Salah satunya ialah Dahlan Iskan lahir pada 17 Agustus 1951 yang merupakan mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group. Keberhasilan Dahlan Iskan berhasil menjadi pemimpin yang menghidupkan, bahkan membuat Jawa Pos berlari melewati pesaing-pesaingnya.
Lalu pendekatan seperti apa yang digunakan oleh Dahlan Iskan dalam menerapkan leading change jika dilihat dari buku Richard L. Daft yang berjudul The Leadership Experience?
Pada tahun 1982, Dahlan dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos. Pada masa itu, Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah bersaing dengan Surabaya Pos dan Kompas. Dahlan berusahan mencari akal untuk menyelamatkan korannya. Ide berhasil diperoleh berkat pengamatannya terhadap kebiasaan masyarakat yang membaca koran di sore hari. Dahlan mengusulkan bagaimana jika Jawa Pos terbit di pagi hari, dengan demikian masyarakat akan lebih update terhadap berita.
Namun usul tersebut ditolak oleh para stafnya, tetapi Dahlan tidak menyerah begitu saja dan pada akhirnya Jawa Pos berhasil terbit di pagi hari dan Jawa Pos juga mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Koran ini tidak mempunyai saingan karena koran lain tetap terbit pada sore hari. Tak heran omzet Jawa Pos naik 20 kali lipat. Melihat keberhasilan tersebut, koran lain pun berlomba-lomba melakukan penerbitan di pagi hari. Dapat dikatakan bahwa Dahlan Iskan adalah seorang yang sukses membangun Jawa Pos yang pada saat itu hampir bangkrut.
Jika dilihat dari uarain diatas mengenai perjalanan Jawa Pos dalam melewati para pesaingnya, dapat di analisis bahwa Dahlan menggunakan salah satu pendekatan yang digunakan pemimpin dalam memimpin sebuah perubahan yaitu dikenal sebagai Appreciative Inquiry (AI) yang mana melibatkan individu, tim, atau seluruh organisasi dalam menciptakan perubahan dengan memperkuat pesan positif dan berfokus pada pembelajaran dari kesuksesan.
Para pemimpin yang efektif harus dapat menemukan cara untuk mempromosikan kreativitas dan inovasi di perusahaannya. Sebagai contoh seperti Jawa Pos yang sudah di jelaskan diatas. Sebuah perusahaan atau instansi mungkin perlu sering untuk mengubah kebijakan dan prosedur, kemudian pemimpin dapat mempromosikan kreativitas di antara pekerja secara terus menerus. Karyawan yang kreatif selalu melihat kesempatan di dalam situasi yang paling buruk sekalipun. Maka hal tersebut lah yang harus dikerjakan oleh pemimpin, yaitu mendorong pengikut agar setiap orang dapat memiliki jiwa dan keterampilan kreatif tanpa batas sehingga perubahan apapun dapat di hadapi.
Seorang pemimpin sering melihat inovasi, perubahan, dan kreativitas sebagai cara untuk memperkuat organisasi, namun masih banyak orang yang memandang sebuah perubahan hanya sebagai hal yang mengganggu. Seperti yang dialami oleh Dahlan Iskan, pada saat Dahlan memberikan usul jika Jawa Pos untuk terbit pada pagi hari, namun para stafnya menolak usul tersebut. Mendorong orang untuk berubah tidaklah mudah, walaupun perubahan tersebut sesungguhnya merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dan mungkin sebagai alasan mendasar pengikut menolak perubahan adalah karena hal tersebut melanggar kekompakan pribadi antara pekerja dan organisasi.
Mengubah perilaku selalu tergantung pada perubahan emosi orang tentang suatu situasi. Orang harus secara psikologis dan emosional melepaskan yang lama sebelum dapat merangkul hal yang baru. Untuk membantu seseorang dapat berubah, pertama harus berurusan dengan emosi yang terkait dengan emosi akhir dan kehilangan emosi tersebut daripada harus menyangkal emosi itu atau mencoba membuat orang lain tidak merasakannya. Kemudian, orang-orang akan pindah ke zona netral yang mana mereka telah melepaskan yang lama tetapi hal yang baru belum menjadi pola yang diterima. Dan pada akhirnya mereka beralih ke awal yang baru.
Mengubah pemikiran dan perilaku seseorang adalah mungkin, dan kunci untuk melakukannya ialah menggabungkan lima elemen berikut:
- Memberikan daya tarik emosional yang positif
- Memastikan orang memiliki sistem pendukung
- Gunakan pengulangan
- Melibatkan orang sedini mungkin
- Tetapkan ulasan setelah tindakan
Memimpin perubahan secara efektif dan manusiawi ialah salah satu tantangan terbesar bagi para pemimpin. Sifat dan kecepatan perubahan di lingkungan saat ini bisa menggembirakan, tetapi juga bisa tidak nyaman, menyakitkan, dan benar-benar menakutkan. Pemimpin yang cerdas dapat membantu orang menavigasi proses perubahan dan membuatnya sukses.