Penampilan Amanda pada Acara Pembukaan Muktamar 48 (Dok. pribadi)
Fajar menyingsing, elang menyongsong. Ungkapan ini sepertinya yang paling cocok untuk menggambarkan sosok Amanda, seorang player Marching Band Muktamar Muhammadiyah ke-48. Semangatnya begitu membara saat mengikuti latihan, meski di bawah panasnya terik matahari Solo tidak menggoyahkan niatnya agar bisa memberikan penampilan pertunjukan yang terbaik pada hari pembukaan Muktamar 48, di Stadion Manahan Solo.
Amanda Lisa Utami merupakan Mahasiswi S1 Prodi Ilmu Komunikasi UMY ( Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Amanda juga menjadi salah satu player DC (Drum Corps) dari 94 player, perwakilan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di acara Muktamar 48.
Muktamar merupakan forum permusyawaratan tertinggi bagi persyarikatan Muhammadiyah, biasanya diselenggarakan lima tahun sekali. Seharusnya, muktamar diadakan pada tahun 2021 namun karena adanya pandemi covid, acara ini terpaksa ditunda selama setahun. Pada pembukaan Muktamar 48 akan dimeriahkan dengan pertunjukan-pertunjukan menarik, salah satunya pertunjukan marching band.
Menjadi seorang player DC pada acara Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiah, merupakan kesempatan hidup yang tidak boleh di sia-siakan begitu saja, karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk bisa menjadi bagian dalam acara pembukaan muktamar 48. Acara yang dihadiri dan disaksikan langsung oleh para tokoh dan pejabat negara, termasuk Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, pastinya memberikan kesan tersendiri yang indah untuk dikenang. Amanda mengungkapkan keterlibatan dia dalam acara ini menjadi salah satu hal yang berkesan dalam hidupnya. Prestasi bukanlah sebuah kebetulan, dan impian tidak akan pernah menjadi kenyataan tanpa kerja keras. Dibalik itu semua, terdapat perjuangan yang dilakukan Amanda untuk bisa sampai pada titik dimana dia merasa berhasil membuat orang-orang merasa kagum dan bersorak melihat pertunjukan marching band.
Awalnya Amanda tidak begitu tertarik dengan DC, karena dia berfikir pasti akan melelahkan, namun dalam menjalani hidup pastinya kita perlu mencoba hal yang baru dan melakukan hal yang belum pernah kita coba, fikiran ini yang akhirnya mendorong kita untuk memperdalam potensi diri kita dan mencari apa yang diri kita inginkan dalam hidup.
"Diumur aku yang udah segini, tetapi sampai sekarang aku masih belum bisa ngasih apa-apa untuk orang tua aku, sementara ada peluang untuk tampil di muktamar kenapa ga aku coba aja, apalagi aku sendiri udah ada basic pernah main marching band, ya walaupun itu udah lama banget waktu smp" ungkap Amanda. Merasa melihat peluang, Amanda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan begitu saja, dia akhirnya masuk dan mengikuti serangkaian pelatihan Drum Corps.
Tidak mudah berlatih marching band, tak selamanya berjalan mulus kadang kala kita harus menghadapi berbagai kesulitan untuk mencapai tujuan, Amanda harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tak hanya mahasiswa, pelajar SMA dan SMP pun ikut serta dalam pelatihan Marching Band pembukaan Muktamar. Amanda sangat beruntung, tak perlu waktu lama dia sudah bisa beradaptasi dengan teman-teman barunya, lingkungan yang positif membawa dampak baik bagi Amanda, kebersamaan dan kehangatan yang diberikan setiap anggota melahirkan sebuah ikatan kekeluargaan. "Aku ga pernah beradaptasi secepat ini, apalagi sama orang yang baru banget kita kenal tapi ga tau kenapa aku merasa kalo sama mereka ga ada kata canggung, ngerasa nyatu dan nyaman sama mereka" jelas Amanda.
Sempat merasa kesulitan untuk membaca partiture, Amanda dibantu anggota lain belajar membaca partitur. Amanda mengungkapkan bahwa ia dibantu anggota lainnya untuk bisa membaca partiture, bahkan teman-temannya dengan senang hati memberikan note dalam bentuk yang sudah bisa dibaca secara jelas. Bergabungnya Amanda ke dalam DC tidak membuat Manda merasa menyesal, ia justru merasa bersyukur bisa bertemu dengan teman-teman yang baik.
Awal-awal bergabung sempat terlintas dipikiran ingin keluar dari DC, salah satu penyebabnya karena Amanda merasa sulit bersosialisi pada saat itu, Amanda yang merupakan lulusan pondok pesantren merasa susah untuk bisa berbaur dengan teman laki-lakinya, tetapi Amanda tidak menyerah begitu saja, jika kamu bisa memimpikannya, maka kamu bisa melakukannya. Semangat dalam dirinya lebih panas dari lahar Merapi, ini lah yang membuatnya bisa bertahan hingga hari dimana acara dimulai.