Lihat ke Halaman Asli

Nurunnisa Hafel

Mahasiswi Berjiwa Putih

Mengenang Kembali Sosok RA Kartini

Diperbarui: 1 Mei 2020   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Hari Kartini. 

Untuk pejuang wanita indonesia

Meminjam perkataan dari Bung Karno "bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang" lalu dikuatkan dengan perkataan Gus Mus "anak muda boleh melakukan apapun asal jangan lupa belajar"

Kata bijak di atas seperti tergambarkan kepada sosok wanita pejuang Indonesia yaitu R.A Kartini. Wanita yang sederhana yang hanya ingin disebut sebagai wanita jawa. Tetapi, lahir dikalangan bangsawan.

Gagasan-gagasan yang kemudian dituangkan Kartini kemudian diukir dalam sejarah dengan sangat indah. Gagasan yang lahir dari pemikirannya akan terekam dengan baik dalam sejarah.

Lahir dari seorang Bupati Jepara, membuatnya menjadi sebagai seorang Putri. Kartini sangat beruntung bisa mengenyam dunia pendidikan walaupun dengan keterbatasan. Dengan pendidikan dia mampu menulis, membaca, Dan berbahasa belanda.

Kartini memiliki sahabat Pena dari belanda bernama Stella. Dengannya Kartini bisa saling tukar pikiran. Wanita dengan kelahiran 21 April itu bercerita tentang kondisi perempuan seperti dirinya yang terbatas dalam dunia pendidikan Dan tidak bisa memilih Masa depan.

Kartini juga memiliki sahabat Pena lainnya yang saling berbicara keresahanan lewat  bertukar Surat  akan negeri ini dengan kondisi yang dapat dikatakan kurang baik selama penjajahan.

Setelah itu Mentri kebudayaan, Agama, Dan Kerajinan Hindia-Belanda bernama JH Abendanon, mengumpulkan surat-suratnya Dan kemudian dia bukukan Pada tahun 1911 dengan judul "Door Duisternis Tot Licht" kemudian diterjemahkan oleh seorang Sastrawan dengan judul "HABISLAH GELAP TERBITLAH TERANG".

Kartini menuntut agar semua perempuan diindonesia dapat mengenal ilmu pengetahuan dengan dunia pendidikan. Bukan berarti ingin menandingi kaum Adam.

Namun, Kartini memahami bahwa wanita dikodratkan untuk menjadi seorang Ibu yang nantinya akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu wanita perlu mengenyam pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline