Semarang (04/02) Dahulu Indonesia telah memiliki Slogan Gizi yang disebut 4 Sehat 5 Sempurna. Perkembangan Iptek gizi menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi lima kelompok pangan tersebut dalam 4 sehat 5 Sempurna, belum memadai untuk mencapai hidup sehat dan cerdas.
Diperlukan pula air sebagai zat gizi yang jumlahnya jauh lebih banyak dari kebutuhan pangan sehari-hari. Juga diperlukan kebersihan diri dan keamanan pangan agar terhindar dari kemungkinan penyakit yang menular melalui makanan. Makan saja tanpa disertai dengan aktifitas fisik akan menimbulkan kegemukan dan jauh dari kebugaran. Oleh karena itu penyempurnaan pedoman gizi dari 4 Sehat 5 Sempurna perlu disertai dengan pengembangan Slogan Gizi yang baru, yaitu 10 pedoman gizi seimbang.
Salah satu pesan gizi seimbang adalah syukuri dan nikmati aneka ragam pangan. Indonesia memiliki beraneka ragam bahan pangan tradisional yang mudah ditemukan, namun masih banyak masyarakat yang pola konsumsinya belum bervariasi dan belum mengerti terkait kandungan gizi pangan dan kaitannya dengan kesehatan.
Konsumsi makanan yang beraneka ragam (diversifikasi pangan) sangat disarankan karena tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi diversifikasi pangan adalah potensi produksi, budaya, pengetahuan/ketidaktahuan kaitan pangan dengan aspek kesehatan (functional food), dan faktor kemiskinan atau daya beli anekaragam pangan.
Berdasarkan hasil wawancara oleh beberapa warga RT 05 RW 03 Banyumanik, didapatkan bahwa sebagian besar warga memperoleh bahan pangan dengan cara membeli pada pedagang sayur keliling. Namun, pedagang sayur keliling hanya menjual bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, seperti bayam, kol, ayam, daging, dll dan kurang bervariasi. Sedangkan masih banyak bahan pangan yang jarang dikonsumsi masyarakat namun memiliki kandungan gizi dan manfaat baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, mahasiswa memberikan edukasi mengenai keanekaragaman bahan pangan tradisional yang bernilai ekonomis dan bergizi serta kaitannya dengan kesehatan.
Program edukasi diberikan secara daring melalui pesan whatsapp. Materi edukasi yang diberikan yaitu pedoman gizi seimbang, serta bahan pangan tradisional berdasarkan manfaat dan kandungan gizinya yang dikemas dalam buku yang dapat diakses melalui bit.ly/kknanisagitaayus
Warga berpartisipasi secara aktif dan menerima edukasi dengan baik. Dengan adanya pemberian edukasi tersebut membuat pengetahuan warga menjadi meningkat serta diharapkan warga dapat menerapkan 10 pedoman gizi seimbang terutama makan-makanan yang beraneka ragam.
Penulis : Anisa Gita Ayu (Gizi – 22030117130077)
Dosen Pembimbing : Agus Naryoso., S.Sos., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H