Literasi merupakan salah satu kegiatan hal yang penting dalam segala macam proses pembelajaran. Melalui literasi dapat menambah berbagai wawasan dan pengetahuan yang dapat mengantarkan pada kesuksesan. Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan minat literasi pada generasi penerus bangsa agar tidak tertinggal dengan bangsa lain. Mengingat minat literasi di Indonesia sangatlah rendah. Maka dari itu, peran mahasiswa sebagai agent of change diperlukan demi mencapai tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mahasiswa diharapkan mengadakan kegiatan yang aktif, kreatif, serta inovatif sehingga dapat menumbuhkan minat serta kecintaan pada literasi dengan berbagai macam upaya.
Di era pendidikan 4.0 sekarang ini, minat baca pada generasi muda khususnya siswa di tingkat sekolah dasar perlu ditingkatkan. Pada era pendidikan 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi pihak sekolah dalam membentengi siswa dari dampak negatif penggunaan teknologi terutama dalam keseharian siswa. Era pendidikan 4.0 merupakan era modern dimana terdapat sistem digitalisasi yang hampir dalam segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek pendidikan.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, tentunya hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi tantangan tersendiri bagi para penggunanya. Pendidikan tidak hanya berfokus pada pemanfaatan teknologi saja, melainkan minat literasi pada siswa yang perlu ditingkatkan untuk menyongsong era pendidikan 4.0. Kemampuan literasi pada siswa sangat diperlukan untuk tetap dapat mengikuti segala aspek perkembangan terutama yang terkait dengan dunia pendidikan.
Ironisnya dengan pesatnya perkembangan informasi dan teknologi yang terjadi saat ini, membawa kemunduran bagi bangsa Indonesia, terutama dalam hal literasi. Para generasi muda lebih menyukai hal-hal seperti menonton TV, bermain game, atau menghabiskan waktu mereka hanya di depan layar gadget. Dengan keadaan demikian, peran mahasiswa sebagai agen perubahan diperlukan untuk meningkatkan minat literasi pada generasi penerus bangsa, khususnya siswa-siswa.
Hal tersebut mengakibatkan beberapa masalah yang terjadi disini seperti keengganan untuk membaca beberapa disiplin ilmu pengetahuan, menulis dengan tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan, berbicara dengan tidak menggunakan teknik yang sesuai, malas untuk menghitung, serta lari dari permasalahan yang muncul dikehidupannya. Masalah tersebut sungguh mengkhawatirkan karena kurangnya minat baca yang menjadikan orang-orang memiliki sikap apatis dengan hal yang terjadi.
Mahasiswa sebagai agent of change yang diharapkan memiliki tingkat kepekaan yang lebih dalam untuk mewujudkan perubahan dunia, salah satunya melalui literasi. Literasi dapat tercermin dalam bentuk membaca dan menulis. Mahasiswa dituntut kreatif dan produktif untuk memberikan perubahan misalnya meningkatkan minat literasi. Disamping itu, mahasiswa juga harus memiliki minat literasi yang tinggi yang tentunya akan berguna untuk dirinya sendiri dengan ilmu sebanyak-banyaknya kemudian mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat pepatah yang mengatakan bahwa membaca adalah jendela dunia, hal tersebut harus disetujui. Sebab dengan membaca dapat menimbulkan dorongan motivasi, ilmu, dan pengetahuan seseorang sehingga mampu diwujudkan dalam kehidupan.
Peran yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai agent of change dengan berbagai cara misalnya dimulai dari diri sendiri untuk menanamkan semangat dan jiwa membaca dan menulis, melakukan kampanye budaya literasi pada lingkungan sekitar, ikut aktif dalam kegiatan memajukan pendidikan terutama dalam budaya literasi dan ikut mendukung program pemerintah dalam meningkatkan budaya literasi seperti dalam kegiatan pameran buku, volunteer ke sekolah terpencil, pemilihan duta bahasa, dan kegiatan lainnya.
Disamping itu, saat ini mahasiswa telah melakukan inovasi-inovasi dalam ranah literasi diantaranya, terdapat banyak penulis muda yang lahir khususnya mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa telah munculnya kesadaran dalam meningkatkan minat literasi pada generasi penerus bangsa. Literasi yang diterapkan sebenarnya akan membawa dampak positif bagi mahasiswa sendiri karena bertujuan melatih ketajaman berpikir kritis, memudahkan penyusunan tugas, dan mengimplementasikan opini mereka dalam bentuk tulisan.
Sehingga perlu adanya kesadaran mahasiswa untuk dapat memposisikan diri untuk berperan aktif dalam meningkatan budaya literasi. Selain itu, terdapat fakta-fakta yang muncul misalnya terdapat beberapa penerbit yang pengelola dan pimpinannya adalah berstatus mahasiswa.
Selain itu, adanya relawan rumah baca yang diadakan oleh mahasiswa serta mampu mengangkat eksistensi literasi ke media cetak seperti koran dan majalah yang dilakukan dominan dari mahasiswa. Dengan adanya hal tersebut, membuktikan bahwa kontribusi mahasiswa yang jika setiap tahun semakin ditingkatkan akan berdampak pada pesatnya dan meningkatkan presentasi melek literasi di Indonesia. Demikian kesadaran diri dalam hal minat literasi akan membawa perubahan bangsa.
Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu memberikan pengaruh yang lebih baik sesuai harapan masyarakat. Mahasiswa dianggap sebagai kaum terpelajar yang beruntung dapat menimba ilmu yang tidak semua orang bisa rasakan. Maka dari itu, memungkinkan mahasiswa untuk berperan mengerahkan upaya untuk mempertahankan literasi budaya. Sebagai mahasiswa harus bergerak dan membawa perubahan positif bagi negara melalui hal-hal kecil. Kontribusi kecil terhadap budaya literasi akan mampu meningkatkan minat kemampuan literasi. Karena dari hal-hal kecil ini, nantinya akan menjadi perubahan besar yang bisa berdampak positif bagi masa depan bangsa dan negara.