Lihat ke Halaman Asli

"Review'' tentang Estetika di Balik Klinik Estetika

Diperbarui: 8 Desember 2017   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada dasarnya estetika sendiri itu memiliki pengartian yaitu sebuah keindahan, sensitivitas, kesadaran yang berkaitan dengan persepsi sensorik yang berartikan "saya melihat, saya meraba, dan saya merasakan. Meskipun sesuatu yang awalnya yang dinilai indah dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa REALISME keindahan memliki arti kemampuan dalam menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Keindahan sendiri memiliki banyak arti termasuk kemampuan dalam memadukan warna dan ruang serta kemampuan mengabstraksi benda.

Pada artikel ESTETIKA DI BALIK KLINIK ESTETIKA yaitu membahas tentang keindahan tentang berbagai karya, keindahan apa yang sebenarnya tersirat dari mereka? Bagaimanakah pasar membentuk diri untuk menghargai sebuah keindahan dengan uang ratusan juta?

Keindahan selalu dihubungkan dengan aspek inderawi manusia dengan factor yang berumusan dengan kenyamanan dan kenikmatan, namun bagaimana ketika dua factor tersebut tidak berhasil dimunculkan, tetapi mampu menggiurkan sesorang untuk mengeluarkan uang ratusan juta hal itu yang ditelusuri oleh artikel ini.

Artikel ini juga membahas estetika yang terpancar dari sketsa "Berburu Celeng" milik joko pekik yang berharga ratusan juta, secara kasat mata sketsa ini biasa saja tidak menunjukan keindahan alam, kenikmatan mata untuk melihat, ataupun goresan dari sang maestro tapi factor historical accident lah yang menjadi karya sketsa tersebut berharga ratusan juta. 

Historical accident yang dimaksudkan disini yaitu berawal dari penggambaran Negara yang carut marut kemudian diringkus dalam gambar tersebut. Dalam fenomena tersebut terlihat jelas bahwa faktor inderawi manusia dalam pemaparannya selalu mencakup nilai nilai yang tercermin dalam sikap kejujuran, ketulusan, dan kebenaran. Seperti yang dirumuskan oleh Ruth Lorand

"mencermati sebuah benda secara estetik berarti menilainya tanpa pamrih atau menerapkan konsep tertentu. Jika sebuah benda didekati secara estetik, tanpa menunjukan pamrih dan tanpa mengedepankan konsep konsep yang ada,kita dapat memberikan kenikmatan yang esensi terhadap karya tersebut"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline