Lihat ke Halaman Asli

Annisa Fitriani

Akun ini sebagai media informasi yang bermanfaat bagi masyarakat

Mahasiswa KKN Undip Manfaatkan Limbah Kulit Bawang Merah dan Air Cucian Beras sebagai Pupuk Organik Cair

Diperbarui: 10 Februari 2020   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Grobogan, Kamis (15/01), Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Penganten merupakan Petani,Salah satunya yaitu memproduksi bawang merah, Pada umumnya bawang merah yang digunakan masyarakat kulitnya akan dibuang, padahal kulit bawang sendiri sangat bermanfaat.

Mata pencaharian petani yang mendominasi pada Desa Penganten membuat kebutuhkan akan pupuk semakin meningkat. Saat ini penggunaan pupuk organik sangat diminati dibandingkan pupuk kimia dikarenakan lebih alami.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan pupuk organik, Mahasiswa Tim 1 KKN UNDIP 2020 melaksanakan Program Monodisiplin yaitu latihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah kulit bawang merah dan air cucian beras yang dilaksanakan oleh Aldila Ayu dari jurusan Teknik Kimia. Tujuan dari program ini merupakan bentuk pengurangan dari limbah kulit bawang merah dengan mengubahnya menjadi pupuk organik cair yang lebih bermanfaat.

dokpri

Program ini dilakukan pada hari Kamis 15 Januari 2020 dengan sasaran Ibu PKK yang berjumlah 19 orang saat kegiatan arisan rutin. Pelaksanaan dimulai pukul 16.00 hingga 17.00. Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Ibu Lurah kemudian dilanjut oleh sambutan Ketua PKK dan dilanjut pada pemaparan program. Pada akhir kegiatan dilakukan simulasi pembutatan langsung pupuk organik cair bersama Ibu PKK

Dengan dilaksanakannya program ini Ibu PKK Desa Penganten berharap pupuk ini dapat menggantikan pupuk kimia yang berbahaya bagi tanaman dan memiliki harga yang relatif mahal, sehingga dengan adanya pupuk organik cair ini dapat mengurangi pengeluaran sekaligus tidak merusak unsur hara tanah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline