Dalam perspektif Al-quran dan Hadis, harta secara mutlak adalah milik Allah. Harta sebagai perhiasan yang menambah kebahagiaan dalam hidup, sebagai ujian keimanan, dan sebagai bekal ibadah. Implikasi kedudukan harta ini adalah pada ketepatan pemanfaatannya.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
(QS : Al Qashash : 77)
Dari ayat diatas, kita dapat mengetahui bahwa dalam islam harta merupakan bagian dari kebahagiaan dunia dan bukanlah tujuan utama dalam hidup. Harta dapat membawa kita ke jalan menuju surga maupun neraka, tergantung dari bagaimana kita mengelola dan menggunakan harta yang telah Allah titpkan kepada kita.
Sebagai seorang muslim kita haruslah menjadi orang kaya yang dermawan yang bisa membantu di jalan agama Allah, karena harta ditangan orang yang tepat (orang beriman) akan memdatangkan banyak manfaat bagi manusia lainnya. Sebaliknya, harta ditangan seorang yang tidak memiliki keimanan akan digunakan ke dalam hal-hal yang tidak baik bahkan dalam hal yang merugikan. Harta menjadi alat untuk menjalani kehidupan dunia dalam mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Beberapa cara mengelola harta yang diajarkan dalam islam sebagai berikut :
1. Mencari Harta dengan Cara yang Diridhoi Allah
Allah memerintahkan untuk mencari harta yang halal dan tidak bertentangan dengan aturan agama islam. Mencari harta bukanlah hendak menjadikan manusia bertambah kaya dan memperbesar dirinya sendiri, melainkan untuk menjadikan manusia semakin bersyukur dan semakin tunduk kepada Allah SWT. Untuk itu adanya aturan agama adalah untuk menjaga agar penggunaan harta tidak melenceng hanya untuk bersenang-senang di dunia saja.
2. Mengorientasikan Harta Sebagai Bekal untuk Kehidupan Akhirat
Ukuran kesuksesan di sisi Allah bukanlah pada besarnya harta yang manusia miliki. Ukuran sukses di sisi Allah adalah pada bagaimana manusia mampu memberikan dan memanfaatkan apa yang dimilikinya (termasuk harta) untuk tujuan akhirat, yaitu pahala yang sebanyak-banyaknya.
3. Melaksanakan Infaq dan Zakat