Lihat ke Halaman Asli

Anisa Fitri

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Pondok Pesantren sebagai Pembentukan Karakter

Diperbarui: 23 Agustus 2021   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam dunia pendidikan yang banyak diminati sekarang oleh para pelajar adalah pesantren. Banyak lembaga-lembaga pesantren yang didirikan di Indonesia dengan berbagai macam keunggulannya masing-masing yang dimiliki oleh setiap pesantren. 

Ada pesantren yang hanya fokus pada kajian salafnya yaitu berupa kitab kuning dan ada pesantren yang tak hanya fokus pada kajian kitab kuning saja tetapi juga terdapat pendidikan formalnya sesuai jenjang yang diminati. 

Di pondok pesantren, santri tidak hanya belajar ilmu pengetahuan saja tetapi juga dilatih agar berakhlakul karimah dan berbudi pekerti yang baik. 

Telah kita ketahui bahwa semakin berkembanganya zaman akan mempengaruhi perilaku sosialnya mereka, sehingga hal ini yang merupakan salah satu kekhawatiran para orang tua kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus ke pergaulan yang tidak benar. 

Pondok pesantren adalah solusinya untuk dijadikan sebagai tempat belajar mencari ilmu dan menjaga pergaulan sosial di dunia luar, karena orang tua menganggap pondok pesantren sebagai tempat yang diyakini oleh mereka dapat mendidik anaknya menjadi kepribadian yang baik.

Salah satu contoh pondok pesantren modern yang berbasis karakter salaf yaitu Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang, pondok pesantren ini berdiri sejak tahun 2016 di bawah pengasuh Dr. KH. Fadholan Musyafa’, Lc. MA yang terletak di Jl. Ngrobyong, Dukuh Wonorejo, Kelurahan Pesantren, Mijen, Semarang. Pendidikan formal yang ada di sini yaitu RA, MI, Mts, MA, dan ada juga Mahasantri. 

Pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren modern yang menggunakan billingual sebagai bahasa yang digunakan untuk percakapan dikesehariannya yaitu dengan bahasa arab dan inggris, sehingga santri bisa meningkatkan potensi mereka untuk berbahasa asing. 

Tak hanya dengan berbasis modernya tetapi juga karakter salaf di pondok pesantren fadhlul fadhlan ini juga diunggulkan yaitu dengan pengajian kitab-kitab kuning yang diampu langsung oleh pengasuhnya dan juga para musyrif dan musyrifahnya. Maka dari itu, di pondok pesantren fadhlul fadhlan ini disamping kita belajar ilmu agama kita juga bisa mendapatkan ilmu-ilmu lainnya dan tentunya dengan akhlak baik yang diajarkannya langsung.

Santri tak hanya belajar di bangku sekolah saja, membaca al-Quran dan ikut pengajian di masjid, tatapi santri harus bisa terjun di lingkungan sosial dan peka terhadap lingkungan sosialnya sehingga ilmu yang mereka telah didapatkan di pondok pesantren bisa bermanfaat dan barokah seperti yang telah di ucapakan oleh pengasuh yaitu Abah Yai Fadholan.

Anisa sebagai santri pondok pesantren fadhlul fadhlan berkata “ Saya bersyukur bisa mondok di pesantren ini karena di sini kita bisa belajar bilingual, ngaji kitab langsung sama Yai dan juga mendapatkan kasih sayang dan kebahagian tersendiri yang muncul ketika berada di sini”

Orang luar menganggap bahwa santri hanya bisa mengaji, karena kegiatannya yang selalu mengenai agama Islam dan mereka juga berpikiran bahwa santri tidak tahu dunia luar dan bahkan dikatakan kolot akan pengetahuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline