Lihat ke Halaman Asli

Linda Djalil, Ada Apa Denganmu?

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Linda Djalil sudah sangat tidak proporsional dalam “menghakimi” Angelina Sondakh  (Angie) yang dikenal sebagai sosok wanita Indonesia potensial, mantan Puteri Indonesia 2001, Politisi Demokrat yang jadi anggota DPR RI dua periode, serta duta berbagai program sosial, istri seorang aktor tampan Adjie Massaid sekaligus sebagai Ibu bagi Zahwa, Aaliyah dan Keanu itu tiba-tiba saja menjadi sorotan publik dengan predikat baru sebagai  ‘tersangka korupsi dan pembohong besar’. Sungguh sangat bertolak belakang dengan semua atribut unggul yang tersemat sebelumnya.

Media menjadi banjir topik berita tentang Angie dan masyarakat pun ramai-ramai berkomentar nyinyir tentangnya, walaupun mungkin tidak pernah tahu tentang masalah dan kebenaran yang sesungguhnya. Termasuk sang “saudara” tiri Alm. Adjie Massaid yang biasa dipanggil Kak Linda Djalil oleh Almarhum. Bersama pengacara Elza Syarief, sang kakak yang mengaku sangat menyayangi Adjie Massaid tersebut “roadshow” ke berbagai infotainment untuk mengupas aib Angelina Sondakh sang istri Alm. Adjie Massaid.

Dengan lugas dan lantangnya, mereka membangkitkan cerita-cerita “negatif” tentang Angie, namun anehnya sama sekali tidak terkait dengan konteks hukum dari kasus Wisma Atlit yang sedang menyeret Angie. Nyanyian mereka penuh dengan kebobrokan Angie sebagai pribadi. Dari mulai perempuan pembohong, perempuan glamour pembelanja online milyaran rupiah, istri yang tidak setia – karena sempat akan menggugat cerai Almarhum dan sebelum suaminya 1 tahun berpulang telah punya “gandengan” baru, sampai kepada tudingansebagai seorang ibu tiri yang jahat lagi kurang bertanggung jawab bagi anak-anak Almarhum Adjie Massaid. Komplitlah penderitaan Angie sebagai perempuan mualaf dan bertalenta itu.

Jika Elsa Syarief pastinya bermotif untuk mendukung kliennya Nazaruddin  yang satu kasus dengan Angie, lalu Linda Djalil kira-kira bermotif apa ya? Sebagai pencetus rumah sehat Kompasiana, mengapa dia justru menebar penyakit berbahaya yaitu bergunjing (ghibah)? Sementara Angie yang digunjingkan menunjukkan kesabarannya dengan tetap dan tidak membalas apapun. Apakah Linda Djalil ikut “direkrut” secara profesional oleh Tim Pengacara Nazar? Ataukah memang keinginan seorang “saudara” dengan kebencian pribadi yang membuncah untuk kembali “eksis” di moment yang pas? Selanjutnya menjadi sangat menarik  untuk menganalisis sikap kebiasaan Linda Djalil yang gemar mengkritik pribadi seseorang dengan menguak urusan rumah tangga orang lain ini.

Tulisan-tulisan Linda Djalil yang mengaku sebagai seorang wartawan senior itu sebelumnya juga sempat tertuju kepada Aa Gym dengan problema kegagalan rumah tangganya. Sekarang giliran “adik iparnya” sendiri Angelina Sondakh yang diobok-obok. Ada apa dengan Linda Djalil sebenarnya? Adakah pendekatan psikoanalytis yang bisa digunakan atas kegandrungannya bergunjing itu? Mengapa dia begitu hobby menyuntikkan kebencian pribadinya terhadap orang yang dikritik kepada masyarakat luas? Apakah citranya sebagai “mantan” wartawan senior itu memaksanya kembali berkarya secara kritis untuk tetap eksis? Kenapa bukan soal kebijakan dan isu-isu strategis negeri yang dikupasnya? Agar terbukti asli sebagai kritik membangun yang tentu lebih membuatnya terlihat matang dan cerdas sebagai mantan wartawan tempo 23 tahun itu? Saya rasa psikologis Linda Djalil pun menjadi menarik untuk ditelaah guna menihat motif dan motivasinya dalam menulis kritik pedas bagi orang lain tersebut. Mungkin saja Linda sebagai seorang manusia sudah sangat merasa sempuran dan tidak punya kelemahan, salah maupun dosa sehingga dengan ringannya menjadi banyak menasihati dan mencemooh manusia lainnya? Padahal sebagai seorang muslim tentu tidak baik menyebut-nyebut seseorang yang sudah meninggal (Adjie Massaid). Bukankah dalam Islam telah dihimbau agar tidak membuka aib orang, karena hukumnya adalah dosa ibarat memakan bangkai saudara sendiri. Ada apa dengan Linda Djalil yang terlihat begitu membenci Angie? Secara logika kenapa justru anak-anak Alm Adjie Massaid; Zahwa dan Aaliyah membela Angie?

Kalau benar yang digambarkan Linda, pastilah anak-anak Alm tersebut akan memilih tinggal dengan Linda yang masih tergolong “tantenya” daripada dengan Angie. Kenapa justru sekarang, disaat telah ditinggal Adjie, Zahwa dan Aaliyah masih bertahan dengan Angie dan bahkan membela Angie? Kemudian kenapa Reza sebagai ibu kandung Zahwa dan Aaliyah justru ikut membela dan men-support Angie? Logikanya kalau anak-anak tidak nyaman pastilah akan mengadu ke Reza sebagai ibu kandungnya. Kenapa Zahwa begitu tegas membela Angie, berkata bahwa Mommy Angie itu baik? Kenapa Aaliyah dalam twitternya juga mensupport Angie dengan mengatakan Mommy tidak usah dengar kata orang? Saya sangat tidak percaya terhadap anggapan bahwa anak-anak tersebut dimotori oleh Angie untuk “terpaksa”mendukungnya.  Anak-anak sekarang saya rasa sulit sekali diintervensi. Terlebih seperti Zahwa dan Aaliyah yang tergolong cerdas, pasti mereka bersama Reza sudah bergerak mengadu ke Komnas Perlindungan Anak jika berada di bawah tekanan Angie.

Tidak cukup sampai itu, kritik Linda tentang persoalan gaya hidup Angie pun menjadi lahapan menarik untukknya. Kenapa Linda mengubar gaya hidup mewah Angie? Apakah Linda berpengalaman menemani Angie berbelanja? Sepengetahuan saya, Angie adalah seorang yang sangat sederhana dalam penampilan, tak ada beda dengan para aktivis perempuan lainnya. Angie sangat down to earth, tidak pernah terlalu menonjol dalam bergaya, namun menonjol dalam berpikir. Lagipula, jika Angie terlihat WAH, apakah Linda tidak sadar bahwa penanpilan Angie sebagai Puteri Indonesia harus dipisahkan dengan kehidupan dia sehari-hari? Bukankah kalau tampil sebagai Puteri Indonesia memang banyak yang mensponsori? Yang paling penting apakah Linda pernah melihat Angie tergabung di socialita? Sepemantauan saya jarang sekali Angie ikut hadir di acara-acara socialita, atau mejeng di majalah-majalah socialita?

Selain itu, masalah ketidaksetiaan Angie terhadap Alm Adjie juga dihembuskan Linda hingga menjadi konsumsi publik. Masya Allah....kenpa Linda selalu mencampuri urusan rumah tangga orang lain? Bukankah dia juga pernah gagal dalam berumah tangga? Harusnya paham bagaimana seluk beluk dan dinamika berumahtangga. Apalah kira-kira yang mendasari Linda begitu gencar mengupas kehidupan Angie selepas ditinggal Almarhum suaminya? Sebagai sesama perempuan dan yang masih tergolong punya hubungan kekerabatan dengan Alm Adjie seharusnya Linda bisa merangkul “saudaranya” dan memilih komunikasi yang lebih personal untuk menyelesaikan setiap persoalan jika dia begitu sayang dan mencintai almarhum.  Apakah dia tidak berempati pada anak-anak almarhum yang masih diasuh Angie? Kalaupun memang yang membuat Linda marah besar adalah soal kesetiaan Angie terhadap Almarhum yang diragukan itu, apakah Linda sudah sangat paham tentang adanya takdir dan proses dalam kehidupan manusia? Ajaran Islam pun menyebutkan bahwa sebaik-baiknya umat Allah SWT adalah yang hidup berpasang-pasangan agar lebih tenteram, bisa saling menjaga dan melengkapi. Angie terpisah dengan Alm Adjie karena ajal yang menjemput. Persoalan rencana perceraian yang dihembuskan Linda, toh juga belum sampai berproses dan terputus sehingga hal itu tidak terbukti, sangat prematur sifanya jika dikaitkan dengan cap “ketidaksetiaan” Angie. Siapa yang tahu jika itu hanya emosi sesaat dalam riak rumah tangga mereka yang sudah terselesaikan sebelum Adjie wafat. Persoalan cepat atau lambat Angie mendapat pasangan kembali itu bukan urusan manusia, tapi ingatlah ada campur tangan Tuhan didalamnya, karena jodoh, maut dan rezeki adalah misteri illahi.

Yang terpenting dan tambah mengesankan kemudian adalah, Linda menjadi “ikut-ikutan” paham akan kasus hukum yang melilit Angie. Begitu kerasnya Linda menuding Angie pembohong, mengapa demikian? Apakah dia begitu suci dan tidak pernah berbohong? Rupanya urusan hukum pun membuat Linda sangat gemas dan mendadak mampu tampil sebagai “analis hukum” yang seolah memahami segalanya. Seharusnya biarlah urusan hukum Angie diselesaikan secara hukum, biar majelis hakim yang menilai dan memutuskan seadil-adilnya. Justru sebagai “saudara” alangkah baiknya jika Linda bisa menguatkan saudaranya yang sedang dicoba, bukan malah menambah lukanya. Mungkin episode hot news berikutnya lebih pas jika diberi tema Linda Ooh Linda, bukan lagi Angie ooh Angie...

Marilah kita lebih jernih dalam berpikir dan mengemukakan pendapat, apalagi jika kita tidak begitu paham tentang masalah sesungguhnya. Sebagai sesama muslim bersaudara, lebih baik kita saling menguatkan dan memaafkan karena memang kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Jadi, sebagai manusia hendaklah kita selalu bijak dalam bertutur, pandai mengukur dan tetap saling rangkul agar hidup lebih teratur. Betullah kata pepatah, mulutmu adalah harimaumu...., ucapanmu sewaktu-waktu bisa menjadi sesuatu yang justru akan menghancurkanmu jika itu keliru.

Sekian tanda tanyaku....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline