Permasalahan mengenai keseimbangan lingkungan selalu menjadi pertanyaan di Indonesia. Banyaknya penduduk dari Sabang sampai Merauke merupakan suatu tantangan bagi pemerintah untuk memberikan pembangunan dan fasilitas yang merata. Salah satunya mengenai persoalan belum meratanya transportasi umum yang menjadi upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Dengan kondisi seperti ini tentu mayoritas penduduk Indonesia memilih menggunakan kendaraan pribadi yang 60% menyumbang polusi akibat asap kendaraan bermotor.
Transportasi umum berbasis rel merupakan penekanan dalam artikel kali ini, pasalnya ketimpangan kereta di luar pulau Jawa menjadi salah satu penyebab keresahan masyarakat. Kereta merupakan moda transportasi darat yang diandalkan karena memiliki kecepatan waktu tempuh yang lebih singkat serta memberi kenyamanan dan keselamatan bagi penumpang selama perjalanan (Saidah, 2017). Banyak masyarakat memilih moda transportasi ini karena tidak hanya berkenaan dengan waktu saja, akan tetapi juga memperhatikan keamanan saat menggunakan transportasi ini.
Namun, dapat dilihat bahwa kurang meratanya mobilitas transportasi umum berbasis rel juga dikarenakan pertumbuhan dan letak kota di Indonesia yang cenderung berbeda-beda. Jika ingin memeratakan adanya transportasi umum berbasis rel, tentunya pemerintah juga harus memeratakan pembangunan tata kota agar layak untuk didirikannya sebuah fasilitas transportasi umum berbasis rel di kota tersebut. Terlepas dari tangan pemerintah, masyarakat juga harus mendukung penuh pemertaan transportasi umum berbasis rel. Karena sejatinya program pemerintah tidak akan berhasil jika kurangnya kerja sama dari masyarakat.
Berdasarkan data dari PT. KAI mobilitas dan interaksi penduduk di Indonesia, minat pada transportasi berbasis rel atau kereta ini sudah meningkat dari tahun ke tahun. Semakin tingginya mobilitas, maka akan segera mensukseskan program pemerintah dalam pemerataan penyebaran transportasi umum berbasis rel. Namun, tak jarang ditemukan banyaknya kejahatan di kereta yang membuat minat masyarakat juga perlahan menurun karena takut dan waspada mengenai hal tersebut.
Dengan adanya kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam menyukseskan penggunaan transportasi umum berbasis rel, maka akan berdampak baik bagi Indonesia. Mengurangi polusi Indonesia dan kemacetan yang sering kali terjadi dimanapun. Harapan untuk pemerintah tentunya, memeratakan adanya transportasi umum di tiap kotanya. Jika telah melakukan pemerataan transportasi umum, pemerintah diharapkan untuk memberi pelayanan yang konsisten, handal, akurat dan dapat dipercaya agar masyarakat tidak kecewa dan selalu mengandalkan transportasi umum berbasis rel di Indonesia. Selain itu, pemerintah utamanya PT. KAI juga harus memperhatikan lebih soal keamanan pada transportasi umum berbasis rel salah satunya dengan pengecekan setiap penumpang dan penjagaan satpam di setiap gerbongnya.
Semakin banyak penduduk yang memilih menggunakan transportasi umum akan mengurangi jumlah polusi di Indonesia. Maka dari itu, aspek keseimbangan lingkungan juga dilihat dari minat masyarakat terhadap transportasi umum. Yang menjadi kendala adalah belum meratanya penyebaran transportasi umum utamanya berbasis rel karena sebagian tatakota di Indonesia belum mumpuni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H