Lihat ke Halaman Asli

Perbandingan Novel "Salah Asuhan" Karya Abdoel Moeis dengan Novel Azab dan Sengsara Karya Merari Siregar

Diperbarui: 1 November 2022   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Analisis perbandingan dilakukan untuk membandingkan budaya Patrilinier dan Diskriminasi Budaya dalam novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis dan budaya Patriarki dalam Novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar. Sistem patrilineal menganggap bahwa keturunan laki-laki dari pihak ayah memiliki status dan hak yang lebih tinggi. 

Novel Salah Asuhan bercerita tentang bagaimana pola asuh yang dilakukan ibu Maryam terhadap anaknya Hanafi, dengan menyekolahkan anak tunggalnya dan berharap Hanafi memiliki derajat yang lebih dari keluargannya dikampung.

Hanafi menempuh pendidikan disekolah Belanda yang berada di Betawi. Dalam kesehariannya, Hanafi bebas berinteraksi dengan bangsa asing, sehingga saat Hanafi beranjak dewasa akan kembali tinggal bersama ibunya.

Secara keseluruhan, novel Salah Asuhan membahas tentang kisah paradoks perkawinan campuran Timur-Barat. Dalam novel ini, kisah dua pernikahan antar ras ditemukan, yaitu hubungan perkawinan antara Tuan du Busse dengan istrinya dan hubungan Hanafi dengan Corrie. Yang pertama adalah hubungan Tuan du Busse dan istrinya.

Tuan du Busse adalah laki laki bangsa Eropa yang menikah dengan wanita pribumi. Pernikahan mereka tidak mendapatkan restu dari keluarga. Namun, masyarakat beranggapan bahwa laki-laki Eropa yang berhasil menikah dengan wanita pribumi sangat berjasa karena menurut mereka hal tersebut menguntungkan bagi mereka untuk memperbaiki darah turunannya.

Terbukti dengan kehadiran sosok Corrie dalam cerita. Corrie merupakan anak hasil pernikahan antara laki-laki Eropa dengan wanita pribumi, Corrie memperoleh hak sebagai bangsa Eropa. Pribumi dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan bangsa Barat.

Maka dari itu, bangsa Barat diperlakukan istimewa oleh pribumi, meski tidak dari golongan bangsawan. Kedua, hubungan antara Corrie dan Hanafi, seorang laki laki pribumi yang menikahi wanita Eropa. Pernikahan mereka tidak mendapatkan restu dari keluarga dan tidak diterima oleh masyarakat. 

Hal tersebut terjadi karena pandangan masyarakat jika wanita Eropa menikah dengan laki-laki pribumi sama halnya memilih untuk membuang dirinya sendiri. 

Dari kedua peristiwa yang sudah dijelaskan, diketahui bahwa bangsa Eropa mengedepankan status sosial dan menimbulkan polemik antar bangsa karena berlakunya sistem patrilinier. Ringkasnya, kita dapat melihat dampak penerapan sistem patrilineal dalam hubungan perkawinan antara Timur dan Barat.

Diskriminasi Budaya pada novel Salah Asuhan banyak membahas tentang bagaimana Belanda menyisipkan hegemoni dari budaya, baik sikap maupun materi dari budaya tersebut. Salah satu wujud intelektual kolonialisme dan budaya yang dilakukan oleh Belanda adalah melalui tokoh utama Hanafi. 

Dengan menjajah idologi negara negara lain termasuk kedalam hal yang dianggap lumrah oleh bangsa Belanda.  Salah satu hal yang menarik dari Abdoel Moies dalam menceritakan novel Salah Asuhan adalah menggunakan tokoh Hanafi dengan perilakunya yang kebarat baratan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline