Lihat ke Halaman Asli

Anindi zahwa Khoirunnisa

Mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Isu dan Problematika Peran Pendidikan Islam terhadap Melemahnya Akhlak Siswa

Diperbarui: 17 September 2024   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masalah kemerosotan akhlak pada siswa menjadi isu yang semakin kompleks dan mengkhawatirkan di Indonesia. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa yang masih terjadi saat ini yaitu bullying, tawuran, narkoba. Pendidikan Islam, yang seharusnya menjadi benteng moral dan akhlak bagi generasi muda, sering kali dipertanyakan perannya dalam menghadapi fenomena ini. Menurut saya, Hal ini merupakan isu serius yang harus di bahas dan dibenahi.

Pendidikan Islam memiliki tujuan utama untuk membentuk akhlak dan karakter siswa sesuai dengan ajaran agama. Pendidikan ini tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika. Dalam konteks ini, peran pendidikan Islam seharusnya sangat penting dalam membentuk akhlak siswa. Namun, masih banyak tantangan yang mungkin menyebabkan kelemahan dalam pencapaian tujuan ini.

Ada beberapa faktor baik internal, maupun eksternal. Faktor internal dari masalah ini yaitu keinginan dan kemauan dirinya  sendiri karena ia sudah mulai lengah terhadap agama dan apa yang ia pelajari, khususnya anak anak remaja sendiri. Dan ada juga beberapa Faktor eksternal mengapa akhlak siswa bisa melemah meskipun mereka sudah belajar agama, yaitu Kurikulum yang terlalu fokus pada aspek akademik tanpa memberikan penekanan yang seimbang pada pendidikan akhlak dapat mengakibatkan lemahnya pembentukan karakter, Kurangnya evaluasi dan penyesuaian kurikulum pendidikan Islam bisa menyebabkan ketidaksesuaian antara kebutuhan siswa dan materi yang diajarkan dan kurikulum perlu diperbarui secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam masyarakat dan tantangan baru yang dihadapi siswa.

Metode mengajar dan kualitas guru juga wajib diperhatikan, Metode pengajaran dalam pendidikan Islam yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa bisa membuat materi akhlak menjadi kurang efektif. Misalnya, Jika pengajaran akhlak terlalu teoritis dan tidak melibatkan aktivitas praktis langsung, siswa mungkin tidak merasa terhubung dengan materi dan ujung ujungnya hanya dijadikan pembelajaran biasa tanpa diterapkan. Kualitas guru juga harus memainkan peran penting dalam pendidikan akhlak. Guru yang kurang memahami cara mengajarkan akhlak atau kurang memiliki keterampilan pedagogis mungkin tidak dapat menyampaikan nilai-nilai dengan efektif. Misalnya guru yang tidak menunjukkan akhlak yang baik dalam tindakan sehari-hari mereka bisa kehilangan kredibilitas sebagai teladan.

Selain itu, keterlibatan orang tua atau keluarga dan lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa. orang tua dan keluarga yang tidak mendukung dan menerapkan nilai nilai akhlaknya dirumah membuat siswa tidak termotivasi. Banyak orang tua yang berperilaku tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, biasanya anaknya akan meniru perbuatan orang tua nya, karena mereka melihat apa yang di sekitar mereka. Dan bergaul dengan teman sebaya yang tidak mendukung atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai akhlak juga sangat sangat dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Karena biasanya perbuatan bullying dan tawuran itu karena pergaulan dengan Teman sebaya nya.

Dan yang paling berbahaya di era zaman sekarang ini yaitu pengaruh sosial media. sosial media dapat memberikan pengaruh yang bertentangan dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan di sekolah. Yaitu seperti konten media sosial yang menyeleweng dan berbau negatif, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai moral itu bisa mempengaruhi pandangan dan perilaku siswa.

Menurut saya, solusi dari masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajar di sekolah Islam atau madrasah tersebut, seperti mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan akhlak secara menyeluruh dengan mata pelajaran akademik. Lalu dengan menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru tentang metode pengajaran yang efektif dalam mengintegrasikan akhlak dengan pelajaran akademik lalu meningkatkan kesejahteraan guru dengan menaikkan gaji nya agar setara dengan beban kerja mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline