Lihat ke Halaman Asli

Anindita Dyah Sekarpuri

Perempuan Pembelajar

Menulis Itu (Memang Betul Tidak) Mudah, Jadi Nikmatilah....

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya mendapat masukan yang menarik hari ini ketika berbincang dengan teman Humas di kantor.  Teman ini menyampaikan pengalaman ketika mengikuti kelas menulis kala masih di bangku kuliah, kebetulan sekelas dengan para jurnalis yang melanjutkan kembali kuliahnya.  Ada salah satu dosen yang menurut teman ini hanya "bluffing" alias omong doang dengan tanpa pernah menunjukkan hasil tulisannya dan hanya menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa tanpa bisa menunjukkan koreksi yang tepat.  Alhasil, dosen ini dengan tanpa ampun didemo dan diganti dengan dosen lainnya yang dianggap lebih senior dan mumpuni.

Saya termenung...di sesi terakhir kelas metodologi penelitian yang saya ampu, mahasiswa kami harapkan dapat membuat satu proposal penelitian.  Membuat tidak hanya sekedar mencontek, namun memahami akan makna judul dan tulisan serta sistematika penulisan yang mereka tulis tersebut.  Kebanyakan yang saya dengar adalah keluhan dan desahan "uh..ah..." (please jangan mesum duluan yaa....) ketika mereka mengetahui bahwa tugas ini adalah individual dan berperan penting dalam kelulusan mereka di mata kuliah ini....ketika saya gali lebih dalam, kurang lebih jawabannya : "susah bu...", "tidak terbiasa", "tidak PD", "tidak tahu topik apa yang mau ditulis", "tidak bisa menulis"...dan yang paling cilaka "tidak suka menulis"...#hedeehh...tepok jidat...

Bagi saya, writing is my sanctuary...baik itu untuk di publish ataupun hanya sekedar draft belaka..namun ternyata dari hanya sekedar iseng menuangkan ide, kesan ataupun keluh kesah belaka...juga dapat menghasilkan uang ataupun kesempatan melalang buana ke beberapa tempat tanpa mengeluarkan sepeserpun uang pribadi (Alhamdulillah...hehehe....bagian ini yang saya suka....).  Kebanyakan sih memang masih dalam tulisan ilmiah, dan tidak jauh dari topik yang saya minati..karena ternyata memulai menulis dengan topik yang kita tidak paham meskipun challenging, namun juga membuat lelah mental dan fisik karena kita dipaksa untuk dapat belajar membaca hal-hal terkait dengan hal tersebut.  Apalagi bila ada paksaaan deadline, haduh...tambah amburadullah itu tulisan.....karena dibuat dengan keterpaksaan dan bahkan tanpa cinta di dalamnya...

Itu mungkin sebabnya, sebagaimana makanan, ada tulisan yang bergizi dan mengenyangkan para pembacanya.  Ada juga tulisan yang hanya sekedar asal jadi, kejar tayang dan bahkan membuat ketidaknyamanan pada pembacanya...dengan mudah kita bisa menggunakan barometer diri kita sendiri bila ingin menilai kualitas gizi suatu tulisan...seyogyanya, sebuah tulisan dapat menghargai harkat dan martabat manusia, peduli dan bertanggung jawab, dapat membawa manfaat positif..karena dari tulisan tersebut akan tergambar etika dan integritas penulisnya...

Nikmatilah setiap huruf yang kita tulis (atau ketik) karena dengan begitu, insyaallah ide akan mengalir..kalaupun mentok, saya mencoba simpan dulu tulisan tersebut dan inspirasi bisa muncul dari mana saja serta kapanpun...asahlah kepekaan dan modali dengan banyak membaca...karena sebagaimana mobil, tak akan bisa berjalan tanpa adanya bahan bakar..semakin bagus bahan bakarnya (alias bacaan), akan semakin bagus dan lancar juga proses penulisan....

Dan yang terakhir...mulailah menulis, apapun itu!

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan tulisan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline