Diketahui, kasus hepatitis akut misterius pada anak pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada 5 April 2022. Penyakit yang ditemukan di Eropa, Amerika, dan Asia ini pun telah resmi ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022. Di Indonesia sudah terdapat kasus dugaan hepatitis misterius bertambah menjadi 25 kasus yang tersebar di beberapa provinsi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta. Penambahan kasus yang terjadi di Jakarta membuat Gubernur Kalimantan Utara bersikap waspada terhadap penyakit hepatitis akut.
Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Airifin Paliwang menginstruksikan Dinas Kesehatan Kaltara untuk memantau faskes yang ada dan juga mengeluarkan surat imbauan ke Dinas Kabupaten/Kota se-Kaltara, rumah sakit, dan juga laboratorium kesehatan daerah. Antisipasi yang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Utara patut dicontoh oleh tokoh pemerintah yang lainnya guna mengantisipasi adanya kasus hepatitis akut. Cara seperti ini harus diikuti oleh pejabat negara lain agar hepatitis akut tidak naik kasusnya di wilayah lain. Selain itu, pemantauan fasilitas kesehatan yang dilakukan juga harus diiringi dengan kesiagaan para tenaga kesehatan dengan sikap waspada, apabila ada pasien dengan gejala- gejala yang dikhawatirkan berpotensi terkena penyakit hepatitis akut. Gejalanya seperti, urine berwarna gelap, diare, nyeri perut, mual , muntah, khususnya pada anak dengan usia dibawah 16 tahun.
Sejauh ini di Kalimantan Utara belum terlihat ada warga yang terjangkit hepatitis akut. Penyakit hepatitis akut ini masih belum diketahui etiologinya dan juga cara penularannya. Oleh karena ittu, untuk mengantisipasi penularan pasien yang mengalami gejala -- gejala diatas bisa untuk diisolasi sekaligus melakukan perawatan intensif. Setidaknya, Gubernur Kalimantan Utara telah mempunyai cara untuk menangani kasus tersebut.
Dalam mengantisipasi hepatitis akut di Kalimantan Utara, pemerintah juga perlu mengimbau seluruh masyarakat untuk aware mengenai penyakit ini. Sejauh pandangan saya, terkadang masyarakat terlalu menyepelekan karena menganggap di wilayahnya belum ada yang terjangkit, sehingga mereka merasa aman. Berkaca dari kasus covid-19, masyarakat baru benar-benar menerapkan protokol kesehatan setelah kasusnya naik. Maka dari itu, perlu dilakukan antisipasi pada kasus hepatitis akut.
Menurut saya, diperlukannya edukasi mengenai bagaimana cara mencegah agar tidak beresiko terkena hepatitis akut, terutama seorang ibu ada baiknya diberi bekal terkait langkah- langkah yang harus di lakukan jika buah hatinya mengalami gejala hepatitis. Pertolongan pertama sangat dibutuhkan dalam hal ini, maka seorang ibu harus gesit membawa buah hatinya ke ICU/UGD apabila sudah menunjukkan gejala apalagi sampai mengalami taraf penurunan kesadaran. Jika tidak segera ditangani bisa berakibat fatal dan berlanjut pada kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H