Lihat ke Halaman Asli

Mammografi Sejatinya akan Terus Kontroversial, Jangan Panik

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa tenggat waktu, rekomendasi USPTF pada 16 Nopember 2009 menghenyakkan publik. Rekomendasi tersebut berbunyi tidak merekomendasikan pemeriksaan mammografi rutin untuk wanita usia 40-49 tahun, bahwa pemeriksaan mammografi pada wanita usia di atas 50 tahun lebih baik dilakukan tiap 2 tahun daripada tiap tahun, bahwa BSE (Breast Self Examination atau Periksa Payudara Sendiri) tidak efektif. Berita lengkapnya silakan baca di sini. Pertama kali saya mengetahui hal ini dari artikel Pak Omri di kompasiana.

Saat itu saya menulis komentar untuk mempelajarinya lebih lanjut. (Hal inilah yang menyemangati saya untuk terus belajar dan menyegarkan pengetahuan medis saya).

Rekan-rekan, ternyata rekomendasi USPSTF ini mendapat tantangan keras dari perkumpulan penderita kanker payudara dan perlindungan wanita Di AS. Beberapa dari penderita merasa bisa hidup hingga saat ini berkat deteksi mammografi. Bahkan ada yang menuduh rekomendasi ini terkait dengan isu reformasi kesehatan yang sedang bergulir di negeri Paman Sam.

Bagaimana kita menyikapi rekomendasi USPSTF tersebut?

Oke deh, sebelum berbicara lebih lanjut, saya paparkan mengapa USPSTF sampai pada kesimpulan di atas. Ialah risiko false positif* atau overdiagnosis* terutama pada wanita usia tersebut. Mammografi memang tidak mampu membedakan sifat tumor apakah invasif (ganas) atau tidak. Akibat false positif, pasien diharuskan melakukan pemeriksaan lainnya, yang mengakibatkan biaya bertambah dan stress pikiran. Sedangkan risiko radiasi dikatakan relatif kecil.

Hingga saat ini, belum ada pemeriksaan lain yang lebih efektif dan lebih murah dibandingkan dengan mammografi. Jadi, tidak mungkin rekomendasi USPSTF ditelan bulat-bulat. Yang harus ditekankan justru faktor R (rationing / alasan dilakukannya suatu tindakan).

Langkah Kita

  • Tetap lakukan pemeriksaan payudara sendiri. Mengingat temuan kita adalah deteksi dini dan merupakan tindakan pencegahan.
  • Perlu diketahui bahwa keuntungan pemeriksaan mammografi memang berkurang dengan makin mudanya seseorang.
  • Kita harus ikut mau tahu dan berpikir, kemudian mengkonsultasikan kepada dokter keluarga apakah kita kandidat yang memiliki risiko tinggi dan perlu skrining mammografi rutin. (Ingat! Keputusan ada pada anda sendiri, dokter hanya memberi arahan). Sebagai gambaran 1900 wanita harus menjalani skrining rutin selama 10 tahun untuk mencegah kematian akibat Ca payudara dengan risiko false positif pada 60% kasus sehingga melakukan pemeriksaan lanjutan yang tidak perlu pada umur 50 tahun-an.

*False positif : kekeliruan diagnosis yang seharusnya negatif (tidak menderita penyakit) menjadi positif (menderita penyakit). False positif  ada yang bisa diminimalisir, namun ada yang tidak. Karenanya butuk pemeriksaan penunjang lanjutan.

Dalam kasus diduga Ca payudara, bila mammografi mendukung ke arah tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi.

*Overdiagnosis : Suatu diagnosis penyakit yang lebih parah daripada keadaan sebenarnya. Misalnya, tumor biasa dianggap tumor ganas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline