Lihat ke Halaman Asli

Anindhita Salsabila Rosya

Mahasiswa universitas Airlangga, Program Studi Kesehatan Masyarakat

Krisis ISPA pada Calon Generasi Muda Akibat Polusi Udara di Indonesia

Diperbarui: 8 Juni 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber :  https://www.canva.com

Salah satu permasalahan kesehatan yang umum dijumpai adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ISPA mencakup sejumlah kondisi penyakit yang memengaruhi saluran pernapasan, seperti batuk, pilek, bronkitis, dan pneumonia. ISPA dapat terjadi dikarenakan adanya peradangan yang menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah yang diakibatkan  oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, tanpa atau disertai parenkim paru (Putra & Wulandari, 2019). ISPA menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada balita, anak-anak dan orang lanjut usia (Garmini & Purwana, 2020). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa insiden ISPA pada anak-anak di negara-negara berkembang memiliki angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut mencapai sekitar 15-20% setiap tahun pada kelompok usia balita. World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 juga mengeluarkan pernyataan bahwa jumlah kematian balita disebabkan oleh penyakit ISPA di seluruh dunia menduduki urutan paling tinggi

Munculnya ISPA dalam lingkungan masyarakat dapat diakibatkan karena beberapa hal, diantaranya yakni polusi udara yang buruk. Hal ini tentunya menyebabkan polusi udara telah menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Polusi udara terutama disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran bahan bakar fosil. Partikel-partikel polutan yang tersebar dalam udara dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius hingga kematian. Di Indonesia sendiri polusi udara telah menjadi hal yang wajar. Menurut Laporan Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI), disebutkan bahwa Indonesia sebagai satu dari enam negara yang memiliki kontribusi besar terhadap polusi udara secara global (BBC, 2023). Kualitas udara di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan diakibatkan berbagai faktor seperti emisi kendaraan bermotor, pembakaran sampah, aktivitas industri, dan kebakaran hutan. Hal ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam lingkup krisis udara bersih.

Padahal dampak dari polusi udara ini sangat luas dan sangat merugikan keberlangsungan hidup masyarakat dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang kesehatan. Masyarakat seperti dihantui oleh adanya ancaman ISPA akibat dari polusi udara tersebut, atau bahkan masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya tengah dilumpuhkan pelan-pelan dengan udara yang tengah dihirupnya di negara tercinta, Indonesia. Apalagi ISPA menjadikan balita dan anak-anak sasaran empuk karena kerentanan imun tubuh mereka yang masih belum terbentuk dengan baik. Hal ini dikarenakan balita dan anak-anak memiliki saluran pernapasan yang lebih kecil sehingga mereka lebih rentan terhadap partikel polusi yang lebih kecil. Selain itu, eksposur jangka panjang terhadap polusi udara pada masa balita dan kanak-kanak dapat mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang seperti gangguan pernapasan kronis. Anak-anak yang terpapar polusi udara tinggi juga lebih rentan mengalami batuk, demam, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas. Oleh karena itu,  Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang paling umum dan serius yang diakibatkan oleh polusi udara serta telah menjadi ancaman utama bagi kesehatan calon generasi muda Indonesia. 

Polusi udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan pernapasan, namun juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan masalah kesehatan kronis lainnya yang dapat berdampak pada kualitas hidup mereka di masa depan. Kesehatan yang buruk juga dapat mengurangi kemampuan mereka untuk belajar dan mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Apabila permasalahan tersebut tidak di tindak lanjuti, maka dapat memicu adanya permasalahan yang lebih serius di masa yang akan datang. Udara yang dihirup setiap harinya harus diperbaiki untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik untuk para generasi muda. Mereka hanyalah menerima bekas dan sisa kerusakan yang terjadi dikarenakan generasi-generasi sebelumnya yang tidak menjaga tanah Indonesia dengan baik.

Regulasi emisi kendaraan bermotor juga perlu diperketat dan mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan berbahan bakar listrik. Selain itu, diperlukan adanya perbaikan sistrem transportasi publik untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Standar lingkungan yang ketat perlu diterapkan pada pabrik-pabrik industri, termasuk pengawasan terhadap pembuangan limbah udara. Industri harus didorong untuk menggunakan teknologi bersih sesuai standar yang dapat mengurangi emisi polutan. Edukasi kepada masyarakat terhadap pembakaran sampah secara terbuka juga perlu digalakkan dan memperkenalkan solusi terbaik dalam pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah, seperti daur ulang dan pengomposan. Pemantauan kualitas udara di tiap kota harus dilaksanakan untuk mengetahui batasan normal dan waspada bagi masyarakat apabila udara di kota tersebut dihirup.

Semua masalah tentu harus dipecahkan dan ditemukan upaya dalam penanganannya. Dengan mengimplementasikan strategi pencegahan dan penanganan yang komprehensif diharapkan Indonesia dapat melindungi kesehatan anak-anak dan remaja. Segala upaya perbaikan harus dilaksanakan sesegera mungkin untuk menghindari adanya permasalahan yang lebih kompleks. Selain itu, upaya perbaikan tersebut juga harus dilakukan secara konsisten untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Permasalahan ini bukanlah hal yang dapat diremehkan dan dapat dipandang sebelah mata. Adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, masyarakat, dan lembaga pendidikan juga sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi generasi mendatang. Dengan tindakan yang tepat, diharapkan dampak yang ditimbulkan oleh polusi udara dapat berkurang dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh serta berkembang dalam kondisi kesehatan yang optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline