HATI kelima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tergerak tatkala mendengar berita mengenai maraknya kasus pernikahan dini yang terjadi di Indonesia, salah satunya di Kota Surakarta. Disebutkan, DP3P2KB Kota Surakarta mencatat 158 kasus dispensasi pernikahan dini pada kurun waktu 2022-Juni 2023, sebagian besar akibat kehamilan di luar nikah. Kasus ini menyebabkan Surakarta tidak berhasil mencapai predikat Kota Layak Anak, karena salah satu syaratnya adalah bebas pernikahan anak.
Keresahan ini mendorong Anindhea Putri K.D dan keempat kawannya untuk melakukan studi literatur dan ditemukan bahwa jumlah kasus pernikahan dini yang banyak terjadi ini tidak lepas dari pemikiran orang tua bahwa pendidikan seksual lebih baik diberikan ketika anak beranjak dewasa. Selain itu, pendidikan seksual yang diberikan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat juga belum komprehensif karena masih cenderung berfokus pada aspek biologis dan pencegahan penyakit menular. Sedangkan menurut Marbun & Stefanus (2019), pendidikan seksual komprehensif harus meliputi dimensi biologis, psikologis, dan sosial.
Sementara itu, masyarakat Jawa sesungguhnya memiliki produk budaya bernilai kearifan lokal yang dapat mendukung kelengkapan tiga dimensi tersebut yaitu Serat Widya Pramana (SWP) yang digubah oleh Begawan Yogiswara dan Begawan Parasara pada tahun 1904. Potensi Serat Widya Pramana yang berisi ajaran mengenai pendidikan seksual yang komprehensif telah dieksplorasi sebelumnya oleh Anindhea Putri K.D. dan Arina Rizkinalbarokah serta tim Program Kreativitas Mahasiswa RSH (PKM-RSH) pada tahun 2023 dan hasil penelitian menunjukkan serat tersebut memiliki banyak piwulang (pembelajaran) hidup yang relevan untuk digunakan sebagai edukasi pendidikan seksual remaja dalam mencegah pernikahan dini. Kajian serat ini mencakup perkembangan fisik remaja, perkembangan seksual remaja, perkembangan psikologis remaja, penyakit menular seksual, ajaran untuk memilih pasangan serta ajaran mengenai pernikahan dan kesiapan menikah.
Potensi tersebut sebenarnya juga telah dikembangkan dalam bentuk Aplikasi Edukasi Seks Serat Widya Pramana (App Serap) yang dapat meningkatkan pengetahuan seksual dan menurunkan intensi pernikahan dini pada remaja oleh Anindhea Putri K.D. dan Arina Rizkinalbarokah serta tim Program Kreativitas Mahasiswa RSH (PKM-RSH) pada tahun 2023. Namun dalam perkembangannya aplikasi berbasis Android ini tidak dimanfaatkan remaja dalam jangka panjang. Hasil evaluasi tindak lanjut menunjukkan sebagian dari pengguna tidak aktif lagi membuka aplikasi "Serap" dengan alasan ruang memori di gawai tidak memadai, bahkan ada yang menghapus aplikasi "Serap" dengan alasan tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka Dhea dan Arina bersama dengan Auzriella Cherrya Dian Veronica, Hanindya Anya Sitepu, dan Winandriya Hanun Sadida yang tergabung dalam tim Hibah MBKM Riset Universitas Sebelas Maret (UNS) , melakukan inovasi produk alternatif berupa e-comic berjudul "Sera dan Sora : Menjelajahi Dunia Remaja" yang juga bersumber dari Serat Widya Permana.
E-comic ini dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan edukasi seksual yang mudah dipahami oleh remaja, menggabungkan unsur cerita yang menarik dengan informasi yang relevan dan berbobot. E-comic ini diujicobakan kepada 10 remaja berusia 15-18 tahun di Kota Surakarta untuk mengukur dampaknya terhadap pemahaman seksual dan intensi menikah dini mereka. Hasil uji coba menunjukkan bahwa e-comic Sera Sora Menjelajahi Dunia Remaja efektif dalam meningkatkan pengetahuan seksual remaja. Selain itu, respons yang diperoleh dari peserta menunjukkan adanya penurunan intensi atau niat untuk melakukan pernikahan dini setelah mereka terpapar informasi yang disajikan dalam e-comic tersebut. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendidikan seksual berbasis Serat Widya Pramana melalui media yang interaktif dan menarik seperti e-comic dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran remaja mengenai pentingnya menjaga kesehatan seksual dan meminimalisir terjadinya pernikahan dini.
Dengan adanya inovasi e-comic Sera Sora Menjelajahi Dunia Remaja, Tim Hibah MBKM Riset dari Universitas Sebelas Maret (UNS) telah berhasil menciptakan alternatif yang efektif dan menarik untuk mengedukasi remaja mengenai pendidikan seksual yang komprehensif. Hasil uji coba menunjukkan bahwa penggunaan media ini dapat meningkatkan pengetahuan seksual remaja dan menurunkan niat untuk menikah dini. Inovasi ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap pemahaman remaja, tetapi juga berpotensi menjadi solusi jangka panjang dalam mencegah pernikahan dini di Kota Surakarta dan Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, diharapkan e-comic ini dapat terus dikembangkan dan diperluas penggunaannya, agar semakin banyak remaja yang mendapatkan edukasi seksual yang tepat dan berkualitas, sehingga kesadaran dan pencegahan pernikahan dini dapat lebih optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI