Merekrut SDM yang tepat dan potensial merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan bagi dunia usaha, namun proses tersebut seringkali memakan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit . Tes psikologi adalah salah satu tahapan penting yang perlu dilewati sebelum memutuskan apakah kandidat tersebut tepat atau tidak dalam mengisi suatu posisi. Dan saat ini banyak perusahaan menggunakan tes dengan tingkat kesulitan maupun panjang soal yang sama antara satu kandidat dengan kandidat lainnya. Tes yang dirancang demikian lebih mengacu pada Paper and Pencil Test (P&P) dimana setiap kandidat mengerjakan soal yang sama pada setiap ujian, dan bila menggunakan komputer dikenal dengan Computer Based Test (CBT). Namun setiap perusahaan ataupun organisasi mempunyai kriteria berbeda dalam menjaring kandidat yang masuk, sehingga perlu adanya suatu alat tes yang luwes yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan namun hasil tes yang dipakai tetap akurat, tepat waktu, dan relevan. Tes yang bersifat adaptif merupakan jawabannya.
Sebuah tes adaptif mampu memperkirakan tingkat kemampuan kandidat selama tes berlangsung dan dapat menyesuaikan kemampuan kandidat dengan pertanyaan yang sesuai. Langkah pertamanya adalah memilih pertanyaan pertama dengan tingkat kesulitan sedang untuk mencocokkan dengan kemampuan kandidat. Langkah kedua adalah melihat kemampuan kandidat melalui informasi baru dari pertanyaan selanjutnya. Jika kandidat menjawab pertanyaan dengan benar, maka pertanyaan yang lebih sulit atau pertanyaan pada tingkat yang sama akan diminta berikutnya. Jika kandidat tidak benar menjawab pertanyaan, maka pertanyaan yang lebih mudah atau pertanyaan pada tingkat yang sama akan diminta berikutnya. Demikian seterusnya sehingga tes akan berhenti ketika sudah mencapai atau memenuhi kriteria pemberhentian (stopping rules). Salah satu kriteria pemberhentian adalah jika sudah mencapai tingkat akurasi atau presisi hasil estimasi tertentu untuk mencapai indeks kesalahan pengukuran. Proses ini memungkinkan pengujian yang bersifat adaptif dalam menyesuaikan tingkat kesulitan penilaian berdasarkan tingkat pencapaian pada masing-masing kandidat. Pengadministraisan soal pada tes secara adaptif akan membuat soal yang ada semuanya berfungsi secara optimal dalam mengukur kemampuan kandidat. Prinsip dasar di balik pengujian adaptif sederhana: menghindari menanyakan pertanyaan yang terlalu sulit atau terlalu mudah bagi kandidat yang sedang diuji dan memaksimalkan efisiensi pengukuran atau ketepatan skor tes dalam kaitannya dengan panjang tes. Ini berarti tes adaptif dapat menghemat waktu dengan menjadi lebih pendek dari tes konvensional dan meningkatkan kualitas nilai menjadi lebih tepat daripada tes konvensional untuk panjang tes yang sama.
Di samping dukungan teknologi komputer, CAT menuntut adanya bank soal soal terkalibrasi yang memiliki butir soal yang memadai. Bank Soal dapat membantu meminimalkan masalah keamanan tes karena ada begitu banyak item tes yang memungkinkan jenis soal yang akan disajikan kepada kandidat lebih beragam. Bank Soal atau item bank bukan hanya sekedar kumpulan soal, namun item test yang telah memiliki nilai dan kelengkapan informasi dalam setiap butir soal. Artinya setiap item test yang ada di dalam bank soal merupakan item tes yang telah dianalisis dan layak untuk diujikan.
Teori tes yang memungkinkan untuk melakukan estimasi kemampuan terhadap beberapa kandidat yang menempuh tes yang berbeda adalah teori respon butir (item response theory, IRT). Untuk itu, sebagian besar CAT menggunakan IRT sebagai landasan. Semua pertanyaan di dalam Bank Soal harus telah sesuai atau dikalibrasi di bawah teori respon item (IRT) Model. IRT merupakan model matematika yang memperhitungkan kemungkinan orang memberikan jawaban dengan benar untuk setiap item (Huang, Lin & Cheng. 2009). Tes adaptif bergantung pada IRT untuk melakukan dua fungsi utama. Yang pertama adalah untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang paling tepat bagi kandidat. Yang kedua adalah bisa melihat estimasi kemampuan dari tiap kandidat. Walaupun masing-masing kandidat menerima item yang berbeda-beda, kesukaran item yang berbeda, namun IRT memungkinkan untuk membandingkan estimasi kemampuan dari kandidat yang berbeda-beda
Dengan demikian CAT dapat dijadikan sebagai media seleksi karena akurasi yang tinggi baik dari jumlah soal yang sedikit, efisiensi dan kualitas tes, waktu pemeriksaan yang lebih singkat, kerjasama antar peserta tes dihindari karena masing-masing peserta tes belum tentu mendapat soal yang sama dan peserta tes dapat mengetahui kemampuannya secara dini. Selain itu aplikasi CAT adalah yang berbasis web sehingga dapat dipergunakan secara luas. Dengan adanya Computer Adaptive Test berbasis web diharapkan dapat memudahkan perusahaan dalam menjaring kandidat terutama memangkas proses rekrutmen dengan lebih cepat dan efisien serta mendapatkan kandidat yang tepat dan potensial melalui tes adaptif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H