Lihat ke Halaman Asli

Aninda Ayu

Mahasiswa

Waspada terhadap Hoarding Disorder, Apakah Berbahaya?

Diperbarui: 9 Mei 2023   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pernahkah mengalami kejadian kesulitan membuang barang yang sudah tidak berguna lagi? Apabila demikian, hal tersebut bukan hal biasa, melainkan sebuah penyakit.

Hoarding Disorder
Menurut International OCD Foundation, hoarding disorder adalah kondisi di mana seseorang memiliki kesulitan dalam membuang barang-barang atau benda-benda yang seharusnya dibuang. Penderita akan merasa stres ketika harus membuang barang-barang tersebut. Akibatnya, barang yang telah disimpan lalu menumpuk dapat menyebabkan bahaya kesehatan dan keselamatan yang serius, termasuk bahaya kebakaran, kondisi tempat tinggal yang tidak sehat, dan peningkatan risiko jatuh dan cedera.

Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab pasti gangguan penimbunan belom diketahui, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hal itu terkait dengan genetika, fungsi otak, dan faktor lingkungan seperti pengalaman traumatis atau kemiskinan, mengalami depresi yang cukup parah, serta memiliki gangguan psikotik, seperti schizophrenia Memiliki OCD atau obsessive compulsive disorder.

Gejala Hoarding Disorder
Gejala gangguan penimbunan sangat bervariasi dari orang ke orang, tetapi umumnya meliputi hal-hal, seperti kesulitan membuang atau berpisah dengan harta benda terlepas dari nilai atau kegunaannya yang sebenarnya, menghindari interaksi atau aktivitas sosial karena rasa malu atau malu tentang ruang hidup yang berantakan, dan tekanan emosional atau kecemasan ketika mencoba untuk membuang harta benda.

Hoarding Disorder berbeda dengan konsep mengoleksi
Hoarding disorder dan mengoleksi adalah dua hal yang berbeda, meskipun keduanya melibatkan perilaku menumpuk barang. Berikut adalah perbedaan antara hoarding disorder dan mengoleksi:
1.Sifat barang yang dikumpulkan pada hoarding disorder, orang cenderung menumpuk barang yang sebenarnya tidak berguna, kotor, rusak, atau tidak memiliki nilai. Sementara itu, pada mengoleksi, orang mengumpulkan barang yang memiliki nilai, seperti benda-benda seni, koleksi pakaian, atau mainan.
2.Kesulitan membuang barang
Orang dengan hoarding disorder memiliki kesulitan membuang barang-barang, bahkan jika barang tersebut tidak berguna, kotor, atau rusak. Sementara itu, orang yang mengoleksi bisa dengan mudah membuang barang dari koleksinya, karena mereka memiliki tujuan yang jelas dan selektif dalam memilih barang yang akan dikoleksi.
Dalam kesimpulannya, hoarding disorder dan mengoleksi adalah dua hal yang berbeda. Hoarding disorder melibatkan perilaku menumpuk barang yang tidak berguna, kotor, atau rusak, dan seringkali memengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan sosial. Sementara itu, mengoleksi melibatkan perilaku menumpuk barang yang memiliki nilai dan tujuan yang jelas, dan biasanya tidak menyebabkan dampak negatif pada kehidupan sehari-hari atau kehidupan sosial.
 
Upaya Mengatasi Hoarding Disorder
Penderita hoarding disorder memiliki tipe masing-masing, seperti cenderung tidak merasa bahwa dirinya memiliki masalah kesehatan tertentu, sedangkan penderita lainnya merasa bahwa perilakunya tidak sehat, namun tidak ingin mencari bantuan medis karena merasa hal tersebut adalah hal biasa. Gangguan penimbunan dapat diobati melalui berbagai terapi, termasuk terapi perilaku kognitif dan pengobatan. Terapi perilaku kognitif dapat membantu individu mempelajari perilaku dan pola pikir yang mendorong penataan kehidupan, serta mengonsumsi obat-obatan, seperti antidepresan.

Meskipun kondisi ini tidak bisa disembuhkan dalam jangka waktu yang cepat, pengobatan dan terapi dapat dilakukan untuk meringankan gejala yang muncul dan penting untuk mencari bantuan profesional, apabila mengalami gejala gangguan penimbunan karena kondisi tersebut dapat memburuk seiring berjalannya waktu tanpa pengobatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline