Lihat ke Halaman Asli

Junaedi

Mahasiswa

Maggot, Si Pengurai Sampah Organik

Diperbarui: 13 Juli 2020   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kepala dusun desa Tajur halang terus mengupayakan perbaikan lingkungan di wilayah dengan mengontrol sampah rumah tangga atau sampah organik dari masyarakat dengan menggunakan larva maggot. 

Upaya mengurangi volume sampah di desa Tajur halang sudah dilakukan dengan berbagai cara namun hasilnya nihil. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala dusun sekarang ini membudidayakan maggot untuk mengurai sampah khususnya sampah organik. 

Sebelumnya, inovasi pengolahan sampah telah dilakukan oleh sejumlah ormas sekitar dalam menyelesaikan permasalahan sampah seperti menggerakkan partisipasi masyarakat untuk membuang sampah ke Bank Sampah yang tersedia, kendati itu semua belum cukup untuk memangkas volume sampah yang ada. 

Kepala dusun desa tajur halang pokja pengelola sampah, Nce Supriatman, Minggu (12/7), menjelaskan bahwa budidaya maggot ini sebagai upaya menjaga pelestarian lingkungan, guna mengurangi volume sampah yang ada di wilayah desa Tajur halang khususnya dan umumnya daerah kabupaten Bogor. 

Dia menjelaskan dalam prosesnya sampah akan diolah dalam budidaya maggot dengan pencacahan dan fermentasi. Kemudian, sampah dimasukan ke wadah atau kotak berisi maggot, dibiarkan hingga sampah organik habis dimakan maggot.

"Selain membantu untuk mengurangi volume sampah organik, jika di lihat dari sisi finacial budidaya maggot juga bisa membantu. Mulai dari kotorannya bisa di jadikan pupuk, telurnya bisa di ternak atau di jual kembali dan untuk maggotnya sendiri di jual untuk pakan ikan dan lain sebagainya" Ungkap nce, kepala dusun pokja pengelola sampah desa Tajur halang. 

Dia menjelaskan, Maggot selain bermanfaat untuk mereduksi sampah organik, juga mempunyai nilai ekonomis, yaitu bisa menjadi sumber pakan ternak dan juga bisa menjadi pupuk.

"Mudah-mudahan masyarakat bisa ikut terlibat, ke depan kita kembangkan hingga ke lingkungan RW-RW bahkan kalo bisa kita menjadi pusat pengurai sampah organik di kabupaten Bogor agar sampah yang bersumber dari rumah tangga berkurang," ujar Nce.

Nce, penggagas budidaya maggot ini berharap budidaya ulat maggot untuk pengelolaan sampah rumah tangga bisa dikembangkan lebih luas lagi di masyarakat khususnya di desa Tajur halang dan umumnya di kabupaten Bogor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline