Kucoba buka tabir ini, kisah antara kau dan aku. Kenapa jadi nyanyi gini gua? hahaha. Seandainya aja gua bisa mengulang kembali waktu yang telah lewat, mungkin sekarang gua lagi ada di masa lalu. Bercengkrama dengan teman sebaya, bermain kesana kemari, bersenda gurau tanpa ada beban, pokoknya dunia ini serasa milik sendiri dan yang lainnya lagi pada ngontrak.
Bel sekolah berbunyi menandakan jam belajar pada hari itu selesai. Sorak sorai dari setiap kelas pecah, dari awalnya hening seketika itu langsung riuh bagaikan di pasar yang lagi diskon besar-besaran. "duduk siap, berdo'a mulai" ketua kelas memimpin, dan "selesai, ucapkan salam". Keluar beriringan dan tidak lupa mencium tangan sang guru sebagai bentuk ta'zim wa takrim kita.
Sesampainya di rumah, tidak lupa pula mengucapkan salam baik itu sedang ada orang maupun tidak ada orang, mencium tangan kepada orang tua dan yang lebih tua. Sepatu di lepas, baju seragam di gantung, tas di letakan di meja belajar. "ka, makan siang udah siap ini" suara ibu memanggil dari ruang makan. "iya bu, kaka lagi ganti baju" sahut gua dengan nada santai. "kalo udah beres langsung makan, jangan maen dulu" tegas suara ibu. "iya ibu, bentar lagi" sahut gua kembali.
Awan melukis langit dengan sendirinya, memperindah cuaca di siang itu. sejenak menatap langit dengan tatapan sayu sembari mensyukuri ciptaan sang maha pencipta yang telah melukis dunia ini sedemikian rupa dengan caranya.
Teriakan teman-teman sebaya berjalan mengitari rumah yang membangunkan dari lamunan itu, dengan teriakan-teriakan yang membuat telinga serasa pecah bahkan mungkin kalo ada orang yang sedang sakit gigi bisa-bisa di lempar tuh bocah-bocah. "Mau ikut maen bola ngga?" ucap Amir. "Maen dimana" balik tanya. "di sarang tanta****" sahut Amir. "ayo, gaskeun". Jawab singkat.
Tim di bagi, kick off laga persahabatan antar teman segera bergulir, wasit bersiap meniup pluit di tangan dan memberi isyarat kepada kedua kiper tim yang berlaga apakah sudah siap untuk di mulainya pertandingan. Kiper dari kedua tim mengacungkan jempol tangannya menandakan bahwa siap untuk memulai pertandingan. Pluit di tiup, bola di passing para pemain di lapangan mengatur diri dengan sendirinya karena tanpa ada arahan pelatih.
30 menit berlalu, kedudukan sama imbang 0-0. Pluit babak kedua di tiup, kedua tim kembali masuk ke dalam lapangan pertandingan, pertandingan di lanjutkan dan sampai pluit panjang babak kedua di bunyikan oleh wasit skor masih kacamata.
Pertandingan sore itu tidak dilanjut dengan babak pertambahan waktu ataupun adu penalti karena waktu telah menjelang petang dan tidak mungkin dilanjutkan yang ada kita tembak sama air shoot gun, maklum itu tempat latihan para prajurit tentara nasional Indonesia (TNI) jadi harus mematuhi peraturan yang ada, jika sudah jam setengah enam petang kita harus meninggalkan area tersebut kalo tidak kita bakal di hujani air shoot gun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H