Lihat ke Halaman Asli

Berapakah HP yang Telah Saya "Lahap"?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

129736192553085765

Tulisan ini terispirasi dari obrolan saya dengan teman. Entah awalnya membicarakan apa, ujung-ujungnya sampailah kita pada obrolan tentang jumlah handphone (HP) yang telah "dilahap" sepanjang hidup.  "Dilahap" = jumlah HP yang digunakan sejak pertama kali menggunakan HP sampai sekarang. Ternyata sodara sodari, teman saya itu telah "melahap" 16 HP. Waw, banyak sekaleeee..... [caption id="attachment_88499" align="aligncenter" width="300" caption="dari ksinvestments.com"][/caption] Tapi setelah diklarifikasi kemudian,  jumlah HP yang dia "lahap" hanya 5 saja. 16 adalah jumlah seluruh handphone yang "dilahap" oleh seluruh anggota keluarganya. Nah, tapi karena awalnya belum saya cek detil, angka 16 itu cukup mengejutkan! Apa gerangan latar belakang dari banyaknya HP yang "dilahap"? Beberapa kata berseliweran di otak saya seperti : konsumtif, ingin gaya, boros dan lain-lain. Dari obrolan tersebut, saya langsung mencoba mensensus diri sendiri tentang berapa HP yang telah "dilahap". Setelah dihitung-hitung ternyata saya juga telah "melahap"  5 HP sejak menggunakan HP tahun 2004. Ow, rakus juga saya. Dan tahukah teman-teman? Saya selalu berganti-ganti HP karena HILANG. Mulai dari dicuri di angkot karena ketiduran, hilang di bis kota, dan 2 kali hilang di Madona (sejenis bis dalam kota ukuran 3/4).  Ada 2 faktor yang menjadikan saya sebagai sasaran empuk para pencuri. Kemungkinan yang pertama: saya bertampang seperti orang kaya (yang ini tidak mungkin heu2). Kemungkinan kedua karena ceroboh dan kurang waspada. Alasan kedua ini sepertinya lebih cocok. Jadi, bagi orang seperti saya, alasan terjadi penggantian HP adalah karena ceroboh. Lebih parahnya lagi, 3 HP terakhir hilang dalam jangka waktu setahun. Ampuuuun..... Jadi ingat acara Markinon (mari kita nonton) yang saya ikuti bulan Januari kemarin. Tema yang dibawakan saat itu tentang barang elektronik. Lengkapnya bisa baca cerita dari nanda dan maya. Intinya sih, dari sebuah barang elektronik yang kita pakai, mengambil sejumlah SUMBER DAYA dan menghasilkan sejumlah LIMBAH. Jumlahnya buanyaaaak dan berbahaya dan saya tidak menduga bakal segitunya. Bila dirumuskan secara matematis, kira-kira seperti ini:

Semakin sering kita mengganti HP = semakin banyak jumlah HP yang "dilahap" = semakin besar dampak negatif bagi alam.

Nah saya jadi penasaran ingin tahu , apa yang menyebabkan membengkaknya jumlah HP yang "dilahap"? Kemudian saya membuat riset abal-abal. (disebut abal-abal karena memang tanpa metode yang direncanakan, hanya tanya-tanya beberapa orang untuk mendapatkan gambaran) Dari beberapa responden, saya mendapatkan data bahwa mereka mengganti HP nya (dalam arti lain menambah jumlah HP yang "dilahap") karena: 1) hilang: Ini sama seperti saya. Tapi tidak ada yang separah saya teledornya. Heu. Tips pertama untuk mengurangi jumlah HP yang "dilahap": - perlu lebih waspada dalam menjaga barang masing-masing - teman saya mengakalinya dengan cara mengalungkan HP dan dimasukkan ke dalam kaus. 2) ingin lebih gaya. Misalnya ada yang dulu bentuk HP-nya tebal dan seiring dengan kemajuan jaman, akhirnya dia mengganti HPnya dengan yang lebih tipis. Tips kedua untuk mengurangi jumlah HP yang "dilahap": Bila anda berminat untuk mengganti HP, pastikan itu karena benar-benar kebutuhan. Bukan karena hanya untuk keinginan bergaya. 3) dibelikan oleh orang lain. Ada teman yang kasusnya seperti ini, sebenarnya dia tidak terlalu butuh HP yang spesifikasinya cukup tinggi (dan pasti lebih cukup mahal) . Ada juga yang HP-nya sudah bolak balik error + diperbaiki. Tapi dia tetap bertahan dengan HP yang ada. Cerita akhirnya: dia dibelikan HP karena orang semakin tidak tega melihatnya. 4) ada kerusakan Kerusakan yang terjadi bervariasi: mulai dari kerusakan  mic, speaker,  tuts yang sudah tidak bisa dipencet lagi, bolak balik nge-hang dll. Ada yang memang berusaha sekuat tenaga mengakalinya (diperbaiki, diganti sparepart), ada juga yang malas repot sehingga langsung beli yang baru ("kan kalau beli yang baru, jatoh-jatohnya akan sama juga harganya"). Tips ketiga untuk mengurangi jumlah HP yang "dilahap": Perbaiki dulu HP anda sebisa mungkin sebelum akhirnya anda menyerah untuk membeli HP baru. 5) Ada kebutuhan tambahan. Misalnya ingin bisa internetan. Klub internetan ini terbagi lagi menjadi 2 kelompok *ada yang memang tuntutan pekerjaannya mengharuskan dia bisa internetan di mana saja *dan ada juga yang ingin internetan bukan dalam kepentingan pekerjaan  (ingin fesbukan, ingin bisa chatting, termasuk ingin komen di kompasiana :) Kebutuhan lebih lainnya misalkan: perlu kapasitas phone book yang lebih banyak karena rekanan semakin banyak jumlahnya. Tips keempat untuk mengurangi jumlah HP yang "dilahap": Bila anda merasa menginginkan sebuah teknologi baru di HP anda, cobalah untuk berpikir ulang untuk memastikan bahwa anda memang benar-benar memerlukannya. OK, ternyata dari data seadanya itu, menunjukkan beragamnya motif orang mengganti HP dan beragamnya kisah menuju banyaknya jumlah HP yang telah "dilahap" Jadi apa yang bisa kita lakukan? 1) Mulailah dengan mensensus diri sendiri tentang: Berapa banyak HP yang telah saya "lahap"? 2) Kemudian mulailah mencoba keempat tips di atas. Selamat mencoba :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline