Berdamai dengan trauma dan masalah kepercayaan (trust issue) bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak orang yang mengalami hal ini, dan meski terlihat kuat di luar, sebenarnya mereka berjuang dengan berbagai perasaan yang dalam.
Trauma bisa datang dari banyak hal pengalaman masa kecil, hubungan yang menyakitkan, atau bahkan kehilangan yang mendalam. Dan trust issue muncul sebagai akibat dari rasa sakit yang belum sepenuhnya teratasi. Mari kita bahas betapa sulitnya proses ini dan pentingnya memahami dan menghargai perjalanan setiap orang.
Trauma adalah respons emosional terhadap kejadian menyakitkan yang bisa meninggalkan bekas mendalam. Ketika seseorang mengalami trauma, rasa sakit tersebut sering kali tidak bisa disembuhkan dengan cepat. Ini bisa berujung pada trust issue---ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain atau bahkan diri sendiri. Hal ini bisa membuat individu merasa terisolasi dan sulit untuk menjalin hubungan yang sehat di masa depan.
Salah satu tantangan terbesar adalah mengakui perasaan yang muncul akibat trauma. Rasa marah, sedih, bingung, atau bahkan rasa bersalah sering kali datang secara tiba-tiba. Proses ini bisa sangat membingungkan dan menyakitkan.
Kadang-kadang, individu merasa tidak berhak untuk merasa sedih atau marah karena ada orang lain yang mengalami hal yang lebih buruk. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki pengalaman dan cara merespons yang berbeda.
Setelah mengalami trauma, ada rasa takut untuk membuka diri kepada orang lain. Keinginan untuk menjalin hubungan baru sering kali bertabrakan dengan ketakutan akan pengulangan pengalaman buruk. Ini menciptakan siklus di mana seseorang merasa terjebak: ingin terhubung, tetapi takut untuk melakukannya. Proses ini sangat melelahkan, dan sering kali membuat individu merasa sendirian.
Trust issue membuat seseorang skeptis terhadap niat orang lain. Kita mungkin bertanya-tanya, "Apakah mereka benar-benar peduli?" atau "Apakah mereka akan meninggalkan saya seperti yang lain?" Pertanyaan-pertanyaan ini bisa menghalangi kita untuk membangun hubungan yang sehat. Menghadapi ketidakpastian ini setiap hari bisa sangat melelahkan dan menguras energi.
Berdamai dengan trauma dan trust issue membutuhkan kesadaran dan komitmen untuk sembuh. Ini bukan perjalanan yang bisa dilakukan dalam semalam. Diperlukan waktu, kesabaran, dan sering kali dukungan dari profesional. Menghadapi masa lalu dan belajar untuk memproses perasaan adalah langkah awal yang penting. Ini bisa berarti melakukan terapi, menulis jurnal, atau bahkan hanya berbicara dengan orang terdekat.
Membangun kembali kepercayaan adalah proses bertahap. Mulailah dengan hubungan yang kecil dan aman. Cobalah untuk berbagi sedikit demi sedikit, memberi diri Anda kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya dibuka. Ingatlah bahwa tidak semua orang akan menyakiti kita, dan ada banyak orang baik di luar sana yang siap mendukung dan memahami perjalanan kita.
Berdamai dengan trauma tidak berarti melupakan apa yang terjadi. Kita membawa pengalaman tersebut sebagai bagian dari diri kita, tetapi kita juga memiliki kekuatan untuk melanjutkan. Menggunakan pengalaman ini untuk tumbuh dan membantu orang lain yang mungkin mengalami hal yang sama bisa jadi salah satu cara untuk menemukan makna dalam perjalanan kita.
Andai lo tahu betapa susahnya berdamai dengan trauma dan trust issue, mungkin lo bisa lebih memahami orang-orang di sekitar lo. Setiap orang berjuang dengan caranya sendiri, dan proses penyembuhan itu tidak linier. Mungkin ada hari-hari di mana kita merasa maju, tetapi ada juga hari-hari di mana kita merasa mundur. Ingatlah bahwa kita tidak sendirian, dan dengan dukungan serta usaha, kita bisa menemukan jalan menuju kesembuhan dan kepercayaan kembali. Buka hati dan pikiran, dan beri diri lo waktu untuk sembuh.