Lihat ke Halaman Asli

Rutinitas Malam, Stalking atau Overthinking?

Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Setiap malam datang dengan tenangnya, tapi bagi banyak orang, ini justru waktu di mana pikiran mulai liar. Ada dua pilihan umum: stalking atau overthinking. Keduanya sering menjadi kegiatan tak disengaja yang membuat malam terasa lebih panjang.

Dengan ponsel di tangan, rutinitas pertama yang sering terjadi adalah membuka media sosial. Sekilas ingin tahu kabar teman atau idola, tetapi lama-lama jadi stalking kehidupan orang lain. Mungkin memeriksa foto, status, atau unggahan terbaru seseorang yang menarik perhatian. Entah kenapa, semakin dilihat, semakin sulit untuk berhenti. Tanpa sadar, waktu terus berjalan, dan malam semakin larut.

Ketika tidak sedang stalking, pikiran sering kali mengarah ke overthinking. Mulai dari memikirkan kejadian hari itu, masa depan, sampai hal-hal kecil yang seharusnya tidak menjadi masalah besar. Pikiran terus berputar, mempertanyakan keputusan yang diambil, dan kadang membayangkan skenario-skenario yang belum tentu terjadi. Overthinking sering kali datang tanpa diundang dan sulit dikendalikan.

Kedua kebiasaan ini, baik stalking maupun overthinking, bisa berpengaruh pada kualitas tidur. Terjaga hingga larut malam membuat tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, dan ini bisa berdampak pada produktivitas esok harinya. Selain itu, secara emosional, stalking bisa membuat kita merasa cemburu atau tidak percaya diri, sementara overthinking seringkali membawa kecemasan yang tidak perlu.

Jika ingin malam lebih produktif dan menenangkan, cobalah untuk membatasi waktu media sosial atau latihan mindfulness sebelum tidur. Fokus pada hal-hal yang lebih positif, seperti membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan, bisa menjadi alternatif yang baik.

Pada akhirnya, setiap orang punya rutinitas malam yang berbeda. Entah itu stalking atau overthinking, yang penting adalah menyadari dampaknya dan mencoba mencari keseimbangan agar malam menjadi waktu istirahat yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline