Lihat ke Halaman Asli

Rindu di Tanah Rantau

Diperbarui: 15 September 2024   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay/jplenio

Langit di sini kelabu,
berbeda dengan senja di tanah ibu.
Angin berhembus dingin, menusuk tulang,
membawa rindu yang tak kunjung pulang.

Di balik gemerlap kota asing,
ada hati yang sunyi, merindu angkring.
Langkah-langkahku terasa berat,
menjajaki jalan-jalan asing tanpa jejak sahabat.

Ibu, aku merindukan suaramu yang lembut,
ayah, aku ingin mendengar petuahmu yang hangat.
Tapi jarak merentang, waktu memisah,
mimpi di tanah rantau tak selamanya indah.

Ada hari-hari penuh perjuangan,
ada malam-malam penuh kegelisahan.
Namun, kutahu semua ini tak sia-sia,
demi cita-cita, demi doa yang terucap di dada.

Keluh kesahku terbang bersama angin,
menyentuh setiap daun yang gugur di ranting.
Aku adalah anak rantau,
mengukir mimpi di tanah yang jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline