Waktu seperti busur terlepas dari tamparnya,
Menghunus tanpa henti, menembus jiwa yang bergetar.
Setiap detik berlari, tak peduli penat yang menghimpit,
Ingin kuhentikan sejenak, agar damai menyelimuti hati yang lelah.
Saat langkah terasa berat, seperti beban tak terhingga,
Ingin kutemukan seberkas cahaya di ujung lorong sunyi.
Namun, apalah daya, tubuh ini takkan siap,
Terhunus busur waktu, melukaku dengan tajam,
Membawa harapan dan mimpi, mengalir dalam relung jiwa.
Rasa syukur dan tafakur, kupegang erat,
Obat penanti, menunggu saat yang kelam,