Bukan bahagia di atas derita,
hanya pencerita yang
mendengar jerit, tak bersuara.
Bergumam tanpa kata,
menyisakan tatapan
tajam dan gerak tangan tak
berjeda, yang mahfum tampak,
seperti bayang-bayang yang
menghantui malam kelam.
Menjadikan satu berubah
tiga, lalu lima,