Lihat ke Halaman Asli

Anik Hariyastuti

Saya adalah seorang guru sekolah dasar mengajar di SDN Adiwerna 01

Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 20 November 2020   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekarang ini wabah Covid -19 belum berangsur membaik. Berbagai upaya dan pencegahan serta pengobatan  terus dilakukan, tetapi yang terjadi malah sebaliknya yaitu peningkatan jumlah pasien covid-19 di sejumlah daerah. Bahkan beberapa cluster baru terbentuk dibeberapa wilayah yang sebelumnya merupakan zona hijau.

Keadaan semacam ini membuat kita semua semakin cemas. Kecemasan tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya beberapa aktivitas sosial ekonomi makin terbatas ruang geraknya. Salah satu aktivitas terbesar yang paling berdampak adalah dunia pendidikan.

Meskipun pemerintah dan peran serta kita semua telah berupaya membendung penyebaran Covid-19, namun upaya tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan nyata di masyarakat.

Dinas pendidikan daerah telah berupaya mengatasi penyebaran Covid-19 yaitu dengan memerintahkan kepala satuan pendidikan untuk melakukan upaya antisipasi. Diantaranya dengan menyediakan masker, face shield, tempat cuci tangan beserta sabun, handsanitezer dan disinfektan untuk penyemprotan ruang kelas serta lingkungan sekolah.

Selain itu pembelajaran jarak jauh juga harus dilakukan, guna mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas. Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan aplikasi teknologi berupa daring atau online menjadi solusi disetiap satuan pendidikan. Adanya pembelajaran daring inilah muncul istilah baru di kalangan siswa, diantaranya adalah bedar ( pembelajaran daring ), kelon (kelas online) dan kering ( kelas daring ). 

Pembelajaran melalui daring mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Di antara dampak positifnya antara lain : pertama, siswa lebih rajin dalam memonitor tugas, materi, dan perintah guru. Para siswa tidak ingin melewatkan tugas dan materi dari guru, karena mengkhawatirkan apabila dirinya terlambat  dalam memperoleh informasi dan mengumpulkan tugasnya. 

Kedua, siswa bisa mencari dan menjelajah materi melalui google. Hal ini sudah dimengerti para guru bahwa internet seperti google dapat dijadikan rujukan dalam mendalami materi pengetahuan dan informasi dari berbagai sember dan konten.

Google sebagai penyedia layanan dapat membantu kebutuhan informasi pengguna sekaligus bencana bagi pengguna yang tidak memanfaatkan dengan baik termasuk para siswa.

Ketiga, orang tua akan ikut memonitor dan mengawasi penggunaan HP yang dimiliki saat digunakan putranya, apakah HP tersebut digunakan dengan benar atau tidak. Dengan adanya pembelajaran daring mau tidak mau memaksa para orang tua untuk menyediakan kesempatan kepada putra putrinya untuk memanfaatkan HP android yang dimiliki.

Oleh karena itu bagi orang tua yang belum pernah menggunakan HP android agak dipaksakan membeli HP guna menfasilitasi putra putrinya saat pembelajaran daring. Sebenarnya keadaan seperti ini akan merepotkan orang tua yang sebelumnya tidak bergelut dengan teknologi canggih

Disamping memiliki sisi positif  juga ada sisi negatifnya, diantaranya : satu,  siswa tidak terdidik bersosialisasi dengan teman-temannya.Kedua, aktivitas siswa anak terbatas pada pola hubungan yang kurang timbal balik antara guru dan siswa dikarenakan keterbatasan ruang. Ketiga, orang tua lebih tertekan dengan banyaknya tugas yang dikerjakan anak karena selama dirumah orang tualah yang menjadi guru dan pembimbing selama anak dirumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline