Lihat ke Halaman Asli

Anifta Dwi

Mahasiswa

Analisis Kasus IA-CEPA Australia-Indonesia dan Kasus Hutang Indonesia ke IMF Menurut Kacamata (Liberalisme & Neoliberalisme)

Diperbarui: 22 Oktober 2023   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.ngopibareng.id/images/imagecache/20200210145857whatsapp-image-2020-02-10-at-145834.jpegInput sumber gambar

 1. Analisis Kasus IA-CEPA yang mendorong kerjasama Australia -Indonesia (Neoliberalisme)

IA-CEPA merupakan sebuah perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia. Perjanjian ini ditandatangani pada bulan Maret 2019,  diratifikasi oleh Australia pada bulan November 2019 dan diratifikasi oleh Indonesia pada bulan Februari 2020. 

IA-CEPA membuka potensi yang sangat besar bagi kemitraan ekonomi bilateral, yang dapat memperluas akses terhadap pasar global disetiap negara, dengan tujuan untuk menciptakan kemitraan yang balence dan saling menguntungkan  antar kedua negara, mendukung kepentingan bersama dan berkontribusi terhadap terwujudnya kemitraan yang aman dan kawasan yang sejahtera, dan menjadikan kedua negara tersebut sebagai negara economic powerhouse. Perjanjian tersebut dipuji sebagai perjanjian perdagangan besar yang akan memperdalam hubungan bisnis dan meningkatkan arus perdagangan antara kedua negara.

Dilihat dari kasus IA-CEPA Australia-Indonesia ini telah mencerminkan Neoliberalisme, Neoriberalisme adalah suatu pandangan ekonomi yang menekan kebebasan individu, pasar bebas, dan peran negara yang terbatas dalam perekonomian. Dalam sudut pandang neoliberal IA-CEPA adalah representasi dari paham tersebut karena:

Pertama, IA-CEPA mengurangi hambatan perdagangan, termasuk tarif dan hambatan non-tarif atas barang dan jasa yang dipasarkan. Pandangan neoliberal mendukung upaya mengurangi dan penghapusan tersebut untuk menciptakan pasar bebas yang lebih luas, karena dianggap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kedua, IA-CEPA ini juga mencakup komitmen untuk memfasilitasi investasi antara kedua negara, hal tersebut dapat meningkatkan peluang adanya peningkatan arus invertasi oleh investor antar negara Indonesia dan Australia. Karena Pandangan neoliberal lebih menekankan pada pentingnya investasi asing langsung(swasta) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ini, IA-CEPA dapat dilihat sebagai upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih menguntungkan bagi kedua negara.

Ketiga, IA-CEPA mendukung kerja sama ekonomi antara kedua negara tersebut, Neoliberalis lebih menekankan pada kerjasama pemerintah dan  investasi asing ( swasta )

2. Kasus Hutang Indonesia ke IMF dilunasi menurut kacamata ( Liberalisme )

Input sumbehttps://3.bp.blogspot.com/__BAPosAkonw/TTsCOfs0T7I/AAAAAAAAAhI/a-KRo4Oicck/s1600/utang-ke-imf.pngr gambar

Dana Moneter Internasional (IMF) merupakan organisasi internasional yang bergerak di bidang keuangan dan sering memberikan pinjaman keuangan kepada negara-negara anggotanya yang membutuhkan bantuan.  Peran  IMF ini adalah sebagai organisasi yang menjadi jantung sistem moneter internasional di seluruh dunia. Sistem ini mencakup pembayaran serta nilai tukar mata uang. Selain itu juga menjadi sumber pendanaan masalah neraca negara-negara anggota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline