Lihat ke Halaman Asli

Anak dengan Segala Keterbatasannya

Diperbarui: 23 Februari 2018   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: dreamstime.com

ada banyak orang yang belum memahami bagaimana perkembangan anak dan apa saja perkembangan yang terjadi pada anak usia 0-7tahun. itu semua kembali pada diri masing-masing orang, sebab kita juga tidak bisa menyalahkan kalau memang banyak orang yang tidak mengerti tentang hal itu sehingga kemudian mereka memperlakukan anak dengan tidak sesuai (salah) karena memang tidak semua orang mendapat pengetahuan secara mendetail tentang anak jika memang bukan pada bidang mereka. 

sementara kita juga tidak bisa marah atau kesal jika melihat ada orang tua yang bertindak tidak sesuai pada anak secara berlebihan, sebaiknya kita dekati orang tersebut untuk mengetahui apa yang menyebabkan mereka  bertindak seperti itu. tidak berhenti sampai disitu, kita harus menjelaskan atau memberikan pengertian kepada orang tua tersebut karena mungkin mereka belum mengerti bagaimana karakter dan sifat anak. 

namun hal itu tentu bukan merupakan perkara yang mudah, sebab seringkali ada orang tua yang acuh dan menganggap bahwa apa yang kita informasikan kepada mereka bukanlah suatu informasi yang penting. anak seringkali menjadi sasaran kemarahan atau tindak kekerasan orang tua, misalnya saja ketika orang tua sedang di pusingkan dengan masalah yang mengganggu pikiran orang tua, kemudian anak saat sedang bermain kemudian berebut mainan dengan temannya lalu dia menangis, 

apa yang terjadi? orang tua semakin pusing dan tidak bisa memberikan solusi terhadap masalah tersebut, dalam benak orang tua salah satu cara untuk memberikan solusi adalah dengan membuat anak berhenti menangis. dan untuk membuat anak berhenti menangis mereka akan memarahi atau membentak anak, kalau tidak begitu mereka akan mengancam anak dengan membawa barang-barang seperti mencubit atau memukul jika anak tidak mau berhenti menangis. 

anak memiliki keterbatasan dalam hal memahami orang lain,lebih tepatnya anak belum bisa memahami orang lain, bahwa orang lain itu berbeda dengan diri mereka. anak hanya mengetahui tentang dirinya sendiri, ini terjadi ketika anak berusia 2-7tahun. 

tahapan ini dinamakan tahap egosentris dimana anak belum bisa memahami orang lain, inilah mengapa tidak jarang jika masalah kecil seperti berebut mainan dengan temannya kemudian berujung dengan tangisan, sebab anak hanya berpikir bahwa itu mainanku dan aku bisa bermain dengan mainan tersebut kapan saja yang saya mau, terlepas dari saat anak tersebut bermain dengan temannya atau tidak. 

jika memang seperti itu lantas bagaimana dengan istilah egois yang biasanya tidak jarang kita dengar untuk orang dewasa? mengapa orang dewasa dikatakan egois, sebab orang dewasa tersebut sudah berada pada tahapan operasional formal dimana mereka sudah mampu untuk berpikir secara abstrak,bukan lagi tentang mampu atau tidak mampu memahami orang lain. 

jika sudah pada tahap ini artinya orang tersebut sudah pada puncak perkembangan, dan sudah pasti bisa memahami orang lain, namun yang mereka lakukan mereka tidak mau memahaminya, inilah yang kemudian membuat orang dewasa yang egois dikatakan sebagai anak. anak belum bisa memahami orang lain,bukan TIDAK MAU memahami orang lain. dan orang dewasa sudah MAMPU dan BISA memahami orang lain, namun mereka tidak mau untuk memahaminya, inilah yang kemudian orang dewasa yang egois dikatakan sebagai anak-anak.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline