Sejalan dengan semakin meningkatnya luasan secara langsung terkait dengan produksi dan produktivitas kelapa sawit yang semakin tinggi. Dalam hal ini, maka diperlukannya estimasi produksi kelapa sawit yakni memperkirakan produksi hasil penen kelapa sawit yang dilakukan dalam masa rotasi panen.
Teknologi Satelit penginderaan jauh menggunakan teknik penginderaan jauh optik dan radar telah berhasil digunakan dalam berbagai aplikasi yang berhubungan dengan studi sumber daya bumi dan pemantauan lingkungan. Beberapa keuntungan dari teknik ini adalah efektivitas biaya, cakupan yang luas, dekat akuisisi data real-time dan kemampuan perekaman berulang dengan waktu yang teratur. Penginderaan Jauh memiliki potensi signifikan untuk membantu pemantauan kelapa sawit dan upaya prediksi. Kelapa sawit mempunyai pola yang khusus sebagai perkebunan yang dapat dikenali dari data penginderaan jauh, dimana bentuk area perkebunanya terlihat petak persegi dengan pola teratur pada citra dan dengan tekstur yang halus pada citra resolusi menengah. Pada resolusi tinggi tekstur terlihat sangat berbeda dari objek lainnya, karena daun-daunya membentuk pola seperti bintang.
Kelapa sawit mempunyai usia sampai dengan sekitar 25 tahun, dimana pada usia muda batang masih pendek dan daun-daun belum banyak, sehingga area antara pohon masih nampak jelas. Semakin berumur daun-daun semakin rimbun dan semakin lama area antara pohon semakin tertutupi. Warna daun juga akan semakin hijau dan pada masa mendekati umur 25 tahun daun-daun mulai banyak yang kering. Adanya bentuk, warna, dan pola serta tekstur yang khas dari perkebunan kelapa sawit menyebabkan kelapa sawit dapat dikenali dengan mudah dan baik pada citra resolusi menengah dan tinggi. Berbagai manfaat dari aplikasi penginderaan jauh untuk perkebunan kelapa sawit di antaranya adalah mengetahui umur kelapa sawit, sehingga akan dapat diprediksi umur kelapa sawit dengan menggunakan data citra, selanjutnya dapat diprediksi produksi yang dihasilkan.
Aplikasi penginderaan jauh di bidang perkebunan dan pertanian telah banyak dilakukan yakni untuk memetakan estimasi produksi. Pemanfaatan citra yang digunakan dapat berupa citra dengan resolusi tinggi, sedang, dan kecil. Salah satunya yakni dengan memanfaatkan citra penginderaan jauh seperti Citra SPOT-5 untuk memperoleh hasil estimasi produksi kelapa sawit secara cepat, tepat, dan akurat di lapangan.
Penginderaan Jauh Perkebunan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang permukaan bumi berupa bentang alam seperti perkebunan kelapa sawit tanpa melakukan kontak langsung terhadap obyek atau fenomena yang dikaji. Caranya dengan mengukur indeks vegetasi. Proses transformasi indeks vegetasi secara tidak langsung menghasilkan nilai kecerahan yang menonjolkan aspek kerapatan vegetasi, leaf area index, biomassa, dan konsentrasi klorofil. Algoritma yg digunakan yakni NDVI, GNDVI, dan, SAVI. Selanjutnya, melakukan analisis statistim regresi untuk memperhitungkan akurasi produksi dari model yang dibangun dengan produksi di lapangan.
Namun pada pengaplikasian metode Penginderaan Jauh pada perkebunan sawit didapatkan beberapa kendala yang menjadi kekurangan dari pengaplikasian metode ini. Pada kegiatan penginderaan jauh dibatasi oleh penggunaan elektromaknetik yang mana juga memiliki sifat hanya menghasilkan data numerik sehingga tidak dapat melihat kualitas secara kuantitatif. Selain itu pada penerapannya memerlukan biaya yang besar, pengolahan citra penginderaan jauh juga memerlukan waktu yang cukup lama, pada resolusi yang diperoleh juga memiliki kendala tersendiri yaitu pada pengoptimalan resolusi yang meliputi spasial, temporal, spektral, dan radiometrik yang memerlukan biaya untuk pengoptimalannya.
Penulis:
Fitra A. Mardani, Venessa O. Ramli, Dwija R. Yogiswara, Anifah W. Suhartiningtias, Lila E. Firdha, Muhammad F. Rozi, dan Sundahri
Korespondensi:
sundahri.faperta@unej.ac.id
Referensi: